Dua orang tersebut dengan sendirinya, tanpa mereka sadari, saling berpandangan. Keterkejutan terlihat di dua pasang mata itu. Selama ini mereka selalu bergerak cepat dalam gelap dan tidak pernah mengungkap jati diri mereka. Tapi mengapa prajurit ini bisa tahu nama mereka?
Salah satu dari pemimpin rampok itu menengok ke belakang, ke arah pintu masuk. Tiga orang yang sebelumnya tidur, kini telah berdiri dengan baik. Tidak ada ekspresi orang mabuk di wajah mereka. Kemudian beberapa orang tambahan muncul dari ruang dalam, semakin merapatkan kepungan.
Terdapat 10 orang perampok yang mendatangi rumah Ki Sriram, termasuk dua pimpinan. Satu orang berjaga di luar pagar tembok, empat orang bersiaga di teras, dan sisanya masuk rumah. Di pihak prajurit terdapat tujuh orang di dalam rumah dan empat orang di teras. Hanya itu yang bisa diketahui oleh Ki Roso saat ini. Tapi ia yakin seharusnya masih ada yang lainnya. Ini sebuah situasi yang tidak memberikan pilihan apapun selain mencoba sekuat tenaga melarikan diri.
"Kurang ajar!" Ki Warkes menggeram marah sambil menggerakkan pedangnya dengan cepat ke arah prajurit yang terdekat setelah sejenak bertukar isyarat mata dengan Ki Roso.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI