Mohon tunggu...
Jarang Makan
Jarang Makan Mohon Tunggu... Freelancer

Penggemar content manajemen, pengembangan diri, dan fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Meniti Jalanan Setapak 50

18 Agustus 2025   14:08 Diperbarui: 18 Agustus 2025   14:08 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ki Jagabaya mengangguk perlahan. Sementara wajah Vikra dan Bajra sudah merah padam menahan amarah. Kondisi mereka sekarang terjepit. Tidak mungkin mereka menyerah demi membuktikan kalau tuduhan yang dialamatkan ke diri mereka salah. Pada akhirnya identitas keduanya akan terbongkar bersamaan dengan tertangkapnya gerombolan mereka. Pastinya gerombolan mereka nanti malam akan dijebak di rumah Ki Sriram. Jika mereka bisa melarikan diri, maka mereka bisa memberi kabar kepada yang lainnya. Tapi, bagaimana mau meloloskan diri kalau kondisinya terkepung seperti ini.

Tiba-tiba, tanpa suara dan pertanda, secara bersamaan Vikra dan Bajra mencabut senjata mereka dari sarungnya dan menebaskannya ke orang yang paling dekat. Ki Jeri dan Ki Soros yang menjadi sasaran segera berkelit menghindar. Sebagai orang yang telah berpengalaman mengawal, mereka selalu siaga dengan berbagai kemungkinan serangan mendadak.

Ki Jagabaya yang berdiri di dekat Ki Soros meloncat menjauh sambil berteriak, "Yang lain segera membentuk kepungan! Jangan biarkan mereka lolos! Kita tangkap mereka!"

Maka enam orang yang tidak ikut bertarung segera membentuk kepungan. Mereka bersiap membantu bila diperlukan. Vikra bertarung melawan Ki Jeri dan Bajra melawan Ki Soros. Pada akhirnya Vikra dan Bajra memilih jalan untuk melawan.

Ketika senjata Vikra keluar dari sarungnya, senjata itu langsung menebas Ki Jeri dari arah bawah ke atas. Ki Jeri menarik tubuhnya ke belakang. Vikra terus merangsek dengan menyabetkan senjatanya mendatar. Ki Jeri melangkah mundur menghindar hingga sejajar batas kepungan.

Ketika Vikra akan menyerang lagi, seorang pengepung menyerang Vikra dari sisi lain. Mau tidak mau Vikra meloncat mundur menghindar. Ini membuat Vikra kembali ke tengah kepungan. Namun gerakan tersebut agak terlambat, tangannya tergores senjata si pengepung.

Kondisi yang menguntungkan ini segera dimanfaatkan oleh Ki Jeri. Dengan gerakan yang cepat, ia memutar gagang goloknya, membuat sisi yang tumpul menghadap ke arah tebasan. Ia meloncat ke depan dan dengan deras mengayunkan goloknya ke senjata Vikra. Tujuan Ki Jeri adalah melumpuhkan Vikra dengan sebisa mungkin tanpa mencederainya terlalu parah.

Vikra yang masih belum memposisikan tubuhnya dengan mantap, terkejut mengetahui ayunan senjata Ki Jeri yang tiba-tiba sudah setengah jalan. Tangannya yang tergores, terasa perih. Senjata mereka pun berbenturan dengan mengeluarkan suara dentingan yang nyaring. Tangan Vikra terasa kesemutan. Senjatanya terlepas dari genggaman.

Gerakan Ki Jeri tidak berhenti. Ia melancarkan serangan lanjutan. Sebuah pukulan dengan cepat mengarah ke bagian rahang Vikra. Dan pukulan telak Ki Jeri itu pun membuat Vikra terhuyung kehilangan keseimbangan.

Senjata Vikra yang terjatuh segera diamankan oleh seorang pengepung. Sedangkan Vikra yang terhuyung langsung disergap Ki Jeri dan ditelungkupkan ke tanah.

Di pihak lain, di suatu kesempatan, Ki Soros berhasil melesakkan sejurus tendangan dengan telak ke perut Bajra. Akibat tendangan itu, Bajra terdorong mundur dan perutnya terasa berantakan. Ia serasa ingin muntah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun