Mohon tunggu...
Jarang Makan
Jarang Makan Mohon Tunggu... Freelancer

Penggemar content manajemen, pengembangan diri, dan fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Meniti Jalanan Setapak 44

12 Juli 2025   08:16 Diperbarui: 18 Juli 2025   16:25 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam kelam menyelimuti Kerajaan Semala. Sebelumnya di sore hari, Bulan hanya mengintip sejenak di langit sisi barat untuk kemudian kembali bersembunyi. Ini berarti Rembulan sedang tidak menghiasi malam. Dan suasana pun menjadi semakin pekat. Hanya ada beberapa titik-titik api penerangan yang mencoba susah payah membuka tirai gelap malam.

Di Desa Ngalam, Nyi Baskara tidak bisa tidur lelap di peraduannya. Walau suaminya telah meyakinkan bahwa Widura akan baik-baik saja, bagaimanapun juga perasaan seorang ibu akan kesulitan menampik kekhawatiran bila terkait kondisi anaknya. Meski sudah menitipkan pesan, kejadian di hari itu sangat mendadak.

Bila Nyi Baskara resah karena ketiadaan Widura di dekatnya, maka beberapa orang pria di Desa Merak merasa resah mengantisipasi kedatangan pengintai dari gerombolan perampok. Malam itu sebelum berangkat ke Desa Turi Agung, Prajurit Ki Marta mengatur pengawasan tersembunyi bersama Ki Jagabaya Desa Merak. Di saat itu Ki Marta mengatur beberapa orang untuk mengawasi rumah Ki Sriram dari kegelapan. Ki Marta menempatkan beberapa pengawas tersembunyi yang berlindung di balik dinding rumah tetangga Ki Sriram. Selain tersembunyi di balik bangunan, ada pula yang bersembunyi di balik rindang bayang-bayang pohon yang lebat.

Sementara itu penjagaan di rumah Sriram tetap dilakukan seperti biasa saja. Walaupun mengetahui adanya rencana perampokan, jangan sampai menampakkan persiapan berlebihan. Tugas pemantau tersembunyi hanya mengawasi gerak-gerik mata-mata perampok yang akan datang. Bila terjadi peristiwa tak terduga, penjaga di dalam rumah tinggal memberi tanda dengan bersiul.

Sebagai antisipasi, Ki Jagabaya menugaskan beberapa orang mengawasi rumah lama yang didiami Kakeknya Bondalika. Jadi di malam itu walau nampaknya hanya sejumlah kecil warga yang melakukan ronda seperti biasa, terdapat beberapa orang yang bersiap di kegelapan.

Ki Marta di malam itu berangkat menuju Desa Turi Agung. Ia melaporkan informasi rencana para perampok yang selama ini mereka kejar kepada pimpinan kelompoknya. Saat menerima laporan Ki Marta, Ki Datok, prajurit perwira menengah yang ditugasi sebagai pimpinan kelompok, sangat antusias mendengar yang disampaikan anak buahnya itu. Kemudian tentang pengaturan yang disusun Ki Marta di Desa Merak, Ki Datok juga memberi pujian.

Setelah melakukan pembicaraan memperkirakan kekuatan gerombolan perampok, Ki Datok memutuskan untuk membawa enam prajurit dan dua murid padepokan silat yang ada di barak. Keberadaan murid padepokan silat di barak prajurit bukan hal yang aneh. Di Kerajaan Semala merupakan hal yang biasa jika pihak keprajuritan meminta sebuah padepokan mengirimkan muridnya untuk magang membantu dalam berbagai tugas. Terkadang pihak padepokan yang meminta keprajuritan agar mau menerima murid mereka. Maka dengan demikian tambahan tenaga yang dibawa Ki Marta adalah sembilan orang, termasuk Ki Datok.

Tambahan tenaga ini besok pagi-pagi akan berangkat diam-diam. Ini sebagai antisipasi bila saja ada pengintai dari pihak kawanan perampok yang mengawasi sekitaran wilayah target. Takutnya bila gerombolan ini mengetahui adanya bantuan prajurit maka mereka akan membatalkan rencana penyerangan.

Sesaat melewati tengah malam, Desa Merak telah terlelap dalam tidur. Widura setelah menikmati makan malam yang berbeda dari kesehariannya, terpejam dengan pulas di atas lapisan tempat tidur yang nyaman. Walau tempat tidurnya lebih empuk dari biasanya, tubuhnya yang kecapekan itulah yang membuat anak itu memejamkan mata begitu cepat.

Seperti halnya Widura, keluarga pemilik rumah juga telah terlena dalam mimpi. Hanya beberapa gelintir penjaga yang setengah terjaga di teras depan dan belakang bangunan. Ki Jeri meminta para penjaga agar tetap waspada tapi menunjukkan kelengahan. Jika merasakan kehadiran pengintai, tidak usah terlalu digubris, cukup diawasi dalam diam saja. Menurut perkiraannya, perampok akan menerobos rumah dengan memanjat tembok samping yang di dekatnya ada pohon mangganya. Sisi itu relatif lebih gelap suasananya dibandingkan sisi lainnya.

Suara hewan malam membelah kesenyapan kelam. Dua sosok dalam balutan kain hitam mendekati bangunan tembok rumah Ki Sriram. Sekujur tubuh termasuk wajah sosok itu tersembunyi di balik kain berwarna hitam. Dua orang itu datang dari sisi belakang, menyamarkan diri di balik rimbun tetumbuhan yang suram.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun