Mohon tunggu...
Jaka Sandara
Jaka Sandara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas || Digital Marketing || Publishing || Edittor ||

Suka Nulis | Baca | Ngedit | Photoshop | Jurnalistik | Otak-Atik Komputer | Musik | Publishing | Internet Marketing.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ayahku Seorang Perantau

18 Desember 2022   11:15 Diperbarui: 18 Desember 2022   11:30 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: Pixabay

Ini yang namanya perjuangan, jam menunjuk pukul 3 pagi Pak Zami tetap bekerja. Bajunya telah basah dialiri keringat. Ia berhenti sejenak untuk bertahajjud mengadu kepada sang khalik sang maha segala maha. Ia berdoa bermunajat kepada Allah.

"ya Allah sang pelunak hati, lunakkanlah hati atasanku, kekuatanku tak bisa melebihi kekuatan seorang manusia yang lemah bahkan sangat lemah, engkau maha mengetahui yaa Rabb tuhanku, anakku menungguku di rumah, beri hamba jalan agar hamba bisa menemui keluarga yang engkau titipkan, jembatani hamba dalam kerinda'an mu Ya Allah". ia menangis bercucur airmata Pak Zami memohon doa kepada Allah SWT, hingga ia pun tertidur keletihan diatas sajadah yang sederhana.

Hingga pagi menjelang...

Pagi-pagi sekali, Bosnya telah datang. Ia kaget melihat Pak Zami ketiduran dan besi ia buat sebanyak 40 buah besi. Jauh dari target, tapi entah kenapa hati Bosnya lunak ketika melihat Pak Zami tidur keletihan di tempat kerja. Membuat besi 40 buah dalam sehari tidaklah mudah. Ia sangat mengetahui bahwa rata-rata anak buahnya hanya bisa menyelesaikan 15 dalam sehari saja. Tapi Zami orang satu-satunya yang punya kekuatan menyelesaikan 40 hari dalam sehari. Ia pun membangunkan Pak Zami yang terlelap dalam tidur. Dan Pak Zami kaget, dan langsung berdiri mengambil kapak untuk melanjutkan pekerjaannya.

"tak ada waktu lagi, tak ada waktu lagi". Ucap Pak Zami terlihat gelisah.

"sudah Pak Zami, tak usah awak lanjutkan lagi, cukup. Oe izinkan awak cuti untuk berhari raya selama 2 minggu". Ucap Bosnya.

Ia pun memeluk Bosnya dengan airmata, Bosnya juga terharu melihat peristiwa yang terjadi. Sepertinya Ia bangga memiliki anak buah seperti Pak Zami yang punya kesungguhan. Tak ketinggalan Bosnya memberikan uang tambahan sebagai rasa bangga kepada Pak Zami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun