Tiga Setan Pencabut Nyawa terkena getahnya. Setelah menjadi pemburu dan pelenyap nyawa kini menjadi buruan dan nyawa mereka jadi taruhan.
Â
Bukan Setan namanya jika harus takut dan kabur mencawat ekor. Gelaran mereka bukanlah predikat kosong belaka.Â
Sebagai pembunuh bayaran tersohor dan ditakuti, nyawa yang melayang di tangan mereka sudah tak terhitung jumlahnya...
Biarkan saja, Tiga Setan Pencabut Nyawa dari Bukit Rambak  Gaung. Mempertaruhkan nyawa karena isu berkembang seperti api  disiram minyak membakar membulat-bulat besar. Mereka dikabarkan mengangkangi sendiri Mestika Cakar Naga yang jadi rebutan itu!
Mari, kembali mengikuti nasib si bocah montok Aji Panjalu yang yatim piatu kini!
Aji Panjalu yang terjatuh ke dalam jurang berhasil diselamatkan oleh tiga ekor monyet hitam yang bergerak tangkas dan kemudian membawanya kepada seorang pertapa tuna daksa yang misterius di gua tersembunyi di bawah jurang.
" Grrrr... Uuuk... Nguuukk... !" suara kera hitam itu berusaha membangunkan Kakek Gendut yang aneh tanpa tangan dan kaki.Â
Aji Panjalu, masih tertawa-tawa kesenangan, karena badannya terayun-ayun di udara.
Suara monyet dan suara tawa bocah mengusik semedi kakek aneh itu. Matanya perlahan terbuka, lebar besar dan bening, menyiratkan apa yang bergolak di batinnya. Hidupnya sudah hening, bening, tinggal berpasrah menjemput ajal datang.
Namun ketika menangkap bayangan yang ada didepannya dan mewujud nyata seorang bocah laki-laki montok dalam posisi terbalik tergantung yang masih asyik tertawa. Tiba-tiba tatap matanya membulat tajam dan nampak terkejut. Dari pandangan mata yang tajam dan kekuatan batin yang dalam, mampu menangkap sinar kemilau yang muncul dari balik pakaian bocah yang serba biru muda.