"Menjemput Harapan di Tengah Wabah"
Kisah drh. J, Sang Penjaga Ayam Petelur
Pagi itu, udara Air Batu Banyuasin masih berembun. Di antara deretan kandang ayam petelur yang panjang dan tertata rapi, suasana tampak muram. Ayam-ayam tampak lesu, sebagian mati mendadak tanpa tanda-tanda sebelumnya. Dari kejauhan, kendaraan Technical Service berhenti di depan gerbang peternakan.
Turunlah drh. J, dokter hewan muda namun berpengalaman dari perusahaan vaksin nasional. Langkahnya cepat namun terukur. Ia tahu --- hari itu bukan sekadar kunjungan biasa, melainkan sebuah misi penyelamatan.
Tahap Awal: Menegakkan Diagnosis di Tengah Panik
Pemilik peternakan, Pak Suharto, menyambut dengan wajah cemas.
"Dok, ayam saya mati mendadak. Produksi turun setengah, jenggernya biru, napasnya megap-megap. Saya takut ini flu burung."
drh. J menatap dengan tenang.
"Tenang, Pak. Kita akan pastikan dulu. Jangan ambil keputusan sebelum ada data."
Dengan perlengkapan biosekuriti lengkap --- coverall, sarung tangan, masker, dan sepatu boots --- drh. J mulai melakukan observasi di kandang.