Ketika alam memilih untuk menampilkan pertunjukan dramatisnya, hujan lebat yang disertai angin kencang seringkali menjadi sorotan utama. Fenomena meteorologi ini, yang ditandai oleh gabungan hujan intens dan angin kuat, memberikan dampak signifikan di sekitar kita.
Laporan ini akan menjelaskan dinamika hujan lebat dan angin kencang di Yogyakarta, menggali penyebab, efek, serta tindakan yang dapat diambil untuk menghadapi badai.
Terpantau sudah 2 hari ini per 25 Februari 2024 kota Jogja khususnya merasakan curah hujan dengan intensitas tinggi dengan angin kencang, bahkan fenomena ini dirasakan cukup merata oleh sebagian wilayah Daerah Ibukota Yogyakarta. Lantas bagaimanakah pantauan kejadian ini menurut BMKG?
Dalam unggahannya di akun Instagram @staklim_jogja menyebutkan "Sebaran curah hujan di wilayah D.I Yogyakarta umumnya dalam kategori ringan lebat dengan curah hujan 0.5 100 mm/hari, kecuali Kabupaten Gunungkidul bagian utara dan selatan dalam kategori tidak hujan/tidak terukur, sebagian kecil Gunungkidul bagian tengah dalam kategori hujan sangat lebat dengan curah hujan 100 - 150 mm/hari".
Pada unggahan ini juga diberikan gambaran mengenai wilayah D.I.Y mana saja yang memiliki curah hujan tinggi, ditandai dengan warna abu-abu untuk wilayah yang tidak hujan/tidak terukur  dan warna merah muda yang menandakan wilayah dengan intensitas hujan Ekstrem >150mm/hari.
Hujan lebat adalah kondisi meteorologi di mana curah hujan melebihi tingkat normal, menyebabkan hujan deras di wilayah tertentu. Faktor-faktor seperti ketidakstabilan atmosfer, konvergensi massa udara, angin orografis, dan udara berkelembapan tinggi dapat menjadi penyebabnya. Ketika tetesan air hujan jatuh dari atmosfer, dampak kumulatifnya menghasilkan volume air yang besar dalam waktu singkat.
Bersamaan dengan hujan lebat, angin kencang menambahkan kompleksitas pada situasi cuaca. Angin pada dasarnya adalah pergerakan massa udara, dipicu oleh perbedaan suhu dan tekanan udara. Saat hujan lebat diprediksi, interaksi massa udara ini meningkat, menciptakan hembusan angin yang kuat. Angin ini tidak hanya meningkatkan dramatisasi atmosfer, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap dampak cuaca.
Gabungan hujan lebat dan angin kencang dapat memberikan dampak yang luas pada lingkungan. Banjir kilat menjadi keprihatinan utama karena tingkat air naik dengan cepat, membanjiri daerah rendah. Erosi tanah menjadi umum karena kekuatan tetesan air hujan dan arus air yang cepat. Pohon dan struktur menjadi rentan terhadap kerusakan akibat angin, dengan risiko terguling dan hancur.
Seperti yang terlihat pada unggahan akun Instagram @Jogja_Today telah terjadi kebanjiran yang disebabkan meluapnya Kalibelik, Kampung Sagan dan Klitren Kec Gondomanan Yogyakarta.