Jika anak berbuat salah di depan banyak orang, ajak mereka bicara empat mata setelah situasi mereda. Teguran atau nasihat yang diberikan di depan umum bisa memperparah rasa malu dan dendam.
Kelima, "Kamu itu nggak seperti kakakmu"
Kita mungkin ingat ada lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi cilik "Ojo Dibanding-bandingke". Ya sebagai orang tua kita tidak boleh membanding-bandingkan antara satu anak dengan anak lainnya.
Ketika anak terus-menerus dibandingkan, mereka menerima pesan bahwa mereka tidak cukup baik sebagaimana adanya. Hal ini akan mengikis harga diri dan kepercayaan diri mereka, membuat mereka merasa rendah diri atau tidak berharga. Mereka mungkin mulai berpikir, "Aku tidak akan pernah sebaik dia."
Setiap anak adalah bunga yang tumbuh dengan kecepatan dan keindahannya sendiri. Tugas orang tua adalah menyirami dan merawat setiap bunga tersebut agar dapat mekar sempurna sesuai potensinya, tanpa perlu membandingkannya dengan bunga lain.
Pujilah usaha dan proses, bukan hanya hasil. "Ibu sangat bangga dengan usahamu belajar matematika hari ini," atau "Ibu suka sekali caramu menyelesaikan masalah tadi."
Kita sudah sampai di pembahasan terakhir. Ibu, menjaga kesehatan mental dan fisik  adalah bagian dari menjadi orang tua yang baik. Jika lelah, tidak ada salahnya meminta bantuan pasangan, keluarga, atau mengambil waktu untuk diri sendiri sejenak.
Mengelola emosi dan memilih kata-kata adalah tantangan besar bagi setiap orang tua. Namun, dengan kesadaran akan dampak jangka panjangnya, kita bisa berusaha untuk selalu memilih komunikasi yang membangun dan penuh kasih sayang bagi anak-anak kita.
Semoga bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI