Mohon tunggu...
iwan firman widiyanto
iwan firman widiyanto Mohon Tunggu... MDS Indonesia

Senang belajar hal yang baru, membaca, menulis, meneliti dan bergaul dengan alam.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah Batik Ambarawa, Motif hingga sebagai Jaminan Hutang

5 April 2025   23:07 Diperbarui: 11 April 2025   10:13 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 5 Tampak Depan Bekas Toko dan Pabrik Batik  Oei Po Yam di depan Klenteng Hok Tik Bio (Sumber : Dok.Pribadi).

Pabrik tersebut mempunyai pekerja yang banyak, berasal dari masyarakat  Ambarawa dan sekitarnya.  Batik dibuat di pabrik, namun sebagian dibawa dikerjakan di rumah.  Pabrik mendatangkan ahli cap dari Surakarta dan Pekalongan.  Sedangkan penjualannya diangkut dengan Kereta api hingga Jakarta bagian Timur hingga Karawang.  Namun sebagian kecil dijual melalui agen-agen yang kemudian diecerkan di toko batik Ambarawa (Wawancara 28 September 2023).

Sukandar mengatakan bahwa motif batik yang terkenal pada waktu itu adalah motif batik Tiga Negeri.   Tentu saja itu merupakan motif khas Batik Lasem yang melambangkan akulturasi budaya tiga bangsa yaitu Tionghoa yang cenderung memakai warna Merah, Belanda dengan warna Biru dan Jawa dengan warna Coklat (Dewi, R., & Andari Novianti, 2018).  Itu berarti  Batik Ambarawa selain mengusung motif lokal dan motif batik pedalaman namun juga motif batik pesisiran.  

Di lain  pihak informasi dari film dokumenter di kanal Youtube Kecamatan Ambarawa yang berjudul "Melacak Jejak Sejarah Batik Patron Ambarawa 1867 Melalui Film Dokumenter" mengatakan bahwa Ambarawa pernah menjadi kota Batik terbesar di Jawa Tengah, yang dimulai sejak tahun 1800 an dan pernah mempunyai hingga 8 pabrik Batik dengan tokonya masing-masing (Astono, F., 2022). Kemungkinan di  masa Sukandar, Pabrik tersebut tinggal satu yang masih beroperasi.  Dalam Kanal tersebut menceritakan bahwa lokasi pabrik terdapat disekitar Gamblok.

Gambar 10  Lokasi Pabrik Batik Ambarawa yang Lain di Gamblok (Sumber : Dok.Pribadi).
Gambar 10  Lokasi Pabrik Batik Ambarawa yang Lain di Gamblok (Sumber : Dok.Pribadi).

Film Dokumenter tersebut juga menyatakan bahwa motif batik Ambarawa merupakan gabungan dari motif pedalaman surakarta dan Yogyakarta serta Pesisiran.  Mengalami puncak kejayaan pada tahun 1920 an.  Sehingga pada waktu itu, kemungkinan karena over produksi maka finishing Batik Ambarawa dilakukan di luar kota menggunakan jasa kereta api. Warna bang-bangan atau merah di warnai di kota Pati, setiap bulan hingga 2 gerbong.  Kemudian untuk warna hitam atau kelengan diwarnai di kota Ponorogo dan Biron atau biru diwarnai di daerah Kebumen  (Astono, F., 2022).

 Sukandar membenarkan informasi yang menyebutkan bahwa pewarnaan batik Ambarawa dilakukan di luar kota.  Ia juga pernah bertanya kepada pekerja pabrik mengenai jenis pewarna yang digunakan namun pekerja tersebut mengaku tidak mengetahuinya karena merupakan rahasia perusahaan.  Namun Sukandar pernah menyaksikan bahwa terdapat kebun pewarna alami di Ambarawa, khususnya di daerah yang sekarang di sebut Patoman, Kelurahan Kranggan.  Ia menyaksikan bahwa sekitar tahun 1930 an terdapat kebun tanaman Tom atau yang sekarang disebut sebagai Indigovera, penghasil warna biru alami.  Kebun itu cukup luas, dari Belakang Klenteng Ambarawa hingga sebelah Selatan Masjid Mujahidin, kemudian kearah Barat hingga Kali Panjang.

Sukandar menceritakan bahwa tanaman Tom atau sering juga disebut sebagai tanaman Tarum diolah di dekat sungai.  Kotorannya dibuang ke Kali Panjang, sisa ampasnya dipakai untuk menambal jalan  berbatu, karena menyerupai aspal.  Sedangkan sisa tanaman Tom yang lain dapat dimanfaatkan sebagai obat penyakit Gondong.  Selanjutnya hasil produk pewarnanya di setor ke pabrik  (Wawancara 28 September 2023).

Sukandar, yang juga menguasai bahasa Belanda, menduga  kebun Tom dikelola atas dukungan modal dari pengusaha Tionghoa.  Selanjutnya pada tahun 1933 Pemerintah Hindia Belanda menerapkan kebijakan yang bernama "Ambarawa Maju" yaitu kebijakan penataan ruang sehingga membuat kebon Tom mengalami penggusuran  (Wawancara 28 September 2023).

Gambar 11 Patoman yang dulu merupakan kebun sekaligus tempat pengolahan  tanaman Tom atau Indigovera (Sumber : Dok.Pribadi).
Gambar 11 Patoman yang dulu merupakan kebun sekaligus tempat pengolahan  tanaman Tom atau Indigovera (Sumber : Dok.Pribadi).

Selanjutnya pabrik Batik Ambarawa tutup karena mengalami penjarahan terkait Revolusi Ambarawa yang mengakibatkan pembantaian terhadap puluhan orang-orang beretnis Tionghoa di Ambarawa pada tahun 1947  (Wawancara 28 September 2023).  Kemerosotan berlanjut oleh Karena pengaruh masuknya Jepang Ke Indonesia, itu berarti sekitar tahun 1942-1945   (Astono, F., 2022).

Keterangan dari Trimah (73 Tahun) dan beberapa warga Ambarawa yang lain masih menyaksikan sisa-sisa kegiatan membatik di sekitar kelurahan Kranggan.   Yaitu di Patoman,  Belakang Klenteng Hok Tik Bio, di Legok, kemudian di daerah Godean dan juga Jagalan yang terjadi sekitar tahun 1960 an (Trimah, wawancara 30 September 2023).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun