Hari berganti hari. Minggu bertambah menjadi hitungan bulan. Tiga bulan sudah kegiatan bekerja dan belajar dari rumah dijalani. Orang mulai merasa bosan. Keseharian berdiam di rumah pun sedikit melonggar. Ditambah keadaan pandemi yang persebarannya berkurang, langkah orang ke luar rumah tak terbendung lagi.
Aku mengayuh sepeda menyusuri jalan seputar tempat tinggal. Kubawa sepeda sedikit lebih jauh menuju kampung tetangga. Di sinilah laskar penjual gorengan itu tinggal. Lama mereka tak muncul di muka rumah kami. Aku rindu lengking suara mereka. Aku kehilangan tiga sosok mungil yang senantiasa berdiri sambil terkagum-kagum melihat sepeda kami. Sepeda butut yang tidak lagi memiliki rantai.
Pencarianku membuahkan hasil. Tak sulit mencari mereka. Sebagai anak-anak yang setiap hari berkeliling, sosok mereka banyak dikenal. Orang sekampung telah akrab pada mereka. Warga kampung sebagian besar pernah membeli pisang  dan tahu goreng mereka.
"Nak, datanglah ke rumah Om" kataku.
"Sepeda itu kami hadiahkan pada kalian"
Aku pun pulang. Mengayuh sepedaku dengan lebih bertenaga. Rona bahagia yang memancar dari wajah mereka menjadi lantaran kayuhan kaki ini terasa ringan.