Sawah terhampar saat kubuka jendela.
Mengingatkanku akan memancing belut.
Mainanku setiap hari sebagai anak desa yang tinggal di sekitar sawah.
Tapi kini hanya bisa kudatangi saat liburan.
Fajar ini masih milikku, saat bayang-bayang masih hitam,
dan semburat jingga mulai menyapa.
Baca juga: Nasgor Kambing Bikin Jantung Merinding?
Angin pagi lembut membelai.
Menyelusup ramah di setiap inci Sukma.
Baca juga: Kopi yang Tak Lagi Seksi
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!