Mohon tunggu...
Isti  Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Freelancer, suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pabrik Gula Pagotan dan PG Rejo Agung, Peninggalan Kolonial yang Masih Eksis dan Berfungsi

18 Agustus 2022   18:35 Diperbarui: 24 Agustus 2022   16:27 6176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi lori pengangkut tebu yang telah direnovasi di PG Pagotan(dokpri by IYeeS) 

"Mas, kok bau jagung rebus, ya? "

Suamiku tertawa dan memandangku aneh. Sebaliknya aku balik menatap dalam ketidakmengertian. "Apanya yang lucu? " Batinku. 

Nih orang memang bahagia banget kalau lihat orang tidak paham dan terlihat bodoh. 

"Itu lho, Dek.... Sebelahmu kan pabrik gula! "

"Owh...! " Aku mana tahu, kan baru kali itu lewat pas Pabrik Gula melakukan aktivitas penggilingan tebu. 

Yah, itu memang kira-kira 27 tahun yang lalu, saat saya baru menikah dan langsung pindah ke Madiun mengikuti suami.

 Wajar kalau saya tidak paham dengan aktivitas Pabrik Gula. Maklum di kampung halamanku tidak ada pabrik gula. Lagian saya juga nggak salah-salah amat, aroma tebu yang sedang digiling itu memang mirip-mirip aroma jagung manis, hehehe...

Kini, saat HUT 77 RI, saya sempatkanberhenti sejenak, melihat-lihat, mengamati dan memfoto PG yang masih aktif beroperasi sampai sekarang. 

Pabrik Gula Pagotan ini merupakan salah satu PG. yang ada di Madiun. Selain Pagotan, ada juga PG Rejo Agung dan PG. Kanigoro. 

Tapi PG Kanigoro  sudah tidak beroperasi lagi sejak tahun 2017. Hal ini karena sejak tahun 2014-2016 PG Kanigoro terus merugi. Pasokan bahan baku tebu hanya bisa tercukupi sekitar 30 %, hingga akhirnya PG Kanigoro ditutup dan hanya dipergunakan untuk workshop dan house of maintenance. 

PG. Rejo Agung berlokasi tidak jauh dari Terminal dan masuk wilayah Kota Madiun. 

Sedang PG. Pagotan berlokasi di Pagotan, yang masuk wilayah Kabupaten Madiun. 

Dua-duanya masih beroperasi sampai kini memproduksi gula. 

1. PG Rejo Agung

2. PG Pagotan. 

Pintu masuk PG Pagotan (dokpri) 
Pintu masuk PG Pagotan (dokpri) 

Pabrik Gula Pagotan beralamatkan di Jalan Raya Ponorogo-Madiun..Tepatnya sebelah utara Pasar Pagotan, masuk wilayah desa Pagotan, kecamatan Geger, Kabupaten Madiun.

Tempat ini sangat strategis, sehingga sangat mudah diakses dari kebun-kebun tebu yang ada di sekitar wilayah Madiun. 

 PG Pagotan yang dikelola oleh PTPN XI ini merupakan peninggalan zaman kolonial Belanda. 

Jika dalam replika lori yang terpampang di depan pabrik gula tertulis tahun 1905, ternyata PG ini dibangun pada tahun 1884,  berada di bawah NV. Cooy Coostern Van Voor Hout.

Dokpri
Dokpri

Pabrik Gula Pagottan didirikan oleh NV. Cooy Coostern Van Voor Hout pada tahun 1884.

Pada 1905 diadakan renovasi bangunan dan perbaikan instalasi. Saat itu Indonesia masih dalam masa penjajahan Belanda tahun 1884-1941. 

Pabrik Gula Pagottan mengalami beberapa kali masa peralihan antara lain pada :

1. Tahun 1941-1945

Saat itu adalah zaman penjajahan Jepang, pabrik ini dialih fungsikan menjadi pabrik gips.

Hal ini karena banyak alat pabrik yang rusak sehingga Jepang tidak bisa menggunakannya.

 2. Tahun 1948 – 1949

Saat tentara Belanda kembali ke Indonesia, Pabrik Gula Pagottan digunakan sebagai markas tentara Belanda.       

3. Tahun 1949 – 1956

Pada masa sesudah kemerdekaan Indonesia, dimulai kembali pembangunan pabrik gula yang sempat rusak akibat perang.

Kemudian berganti nama menjadi Suiker Onderneming Pagottan. 

4. Tahun 1956 – 1957

Pada masa ini Bank Indonesia Negara sebagai pengelola Suiker Onderneming Pagottan mengganti nama menjadi Pabrik Gula Pagottan.                     

5.Tahun 1958 – 1981.

Pemerintah Indonesia membentuk badan hukum negara dengan nama Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) XX yang berpusat di Surabaya. 

Pabrik Gula Pagottan termasuk dalam wilayah pengelolaan PNP XX. 

6. Tahun 1981 – 1996, berdasarkan peraturan pemerintah no. 6 tahun 1973 dan PP no. 43 tahun 1979, maka tanggal 2 mei 1981, PNP XX berubah nama menjadi PTP XXIV – XXV dan sekaligus dibentuk badan usaha yang sama dengan nama PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero).

Kini, PG Pagottan telah mengadakan penambahan beberapa alat untuk memperbesar kapasitas gilingan yang semula 1800 TCD(Ton Cane Day) menjadi 3000 TCD (Ton Cane Day).

PG Pagotan (dokpri) 
PG Pagotan (dokpri) 

Ada saatnya PG berhenti memproduksi gula. Saat akan kembali beroperasi, biasanya diadakan perayaan buka giling. Suasananya mirip pasar malam, terkadang juga diadakan pertunjukan wayang di gedung pertemuan yang dimiliki PG. 

Perumahan karyawan PG Pagotan peninggalan Jaman Kolonial juga masih ada. Bisa dilihat di depan PG Pagotan. 

Perumahan karyawan PG Pagotan yang juga gedung peninggalan jaman kolonial (dokpri) 
Perumahan karyawan PG Pagotan yang juga gedung peninggalan jaman kolonial (dokpri) 

Saat buka giling ini adalah saat yang ditunggu anak-anak, karena dalam perayaan itu banyak dijual aneka jajanan dan mainan. Dari layang-layang sampai celengan, dari fesyen sampai kuliner. 

Ini adalah bentuk interaksi antara pabrik gula dan masyarakat. Seperti acara-acara perayaan yang biasa diadakan di jaman Kolonial untuk memberi hiburan yang sampai sekarang masih dipertahankan. 

Terkadang warisan Kolonial ada juga yang bermanfaat dan mengedukasi. Yang buruk kita tinggalkan, yang bagus kita sesuaikan dan sempurnakan. Terima kasih. 

Semoga bermanfaat. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun