Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pabrik Gula Pagotan dan PG Rejo Agung, Peninggalan Kolonial yang Masih Eksis dan Berfungsi

18 Agustus 2022   18:35 Diperbarui: 24 Agustus 2022   16:27 6175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi lori pengangkut tebu yang telah direnovasi di PG Pagotan(dokpri by IYeeS) 

Pabrik Gula Pagottan didirikan oleh NV. Cooy Coostern Van Voor Hout pada tahun 1884.

Pada 1905 diadakan renovasi bangunan dan perbaikan instalasi. Saat itu Indonesia masih dalam masa penjajahan Belanda tahun 1884-1941. 

Pabrik Gula Pagottan mengalami beberapa kali masa peralihan antara lain pada :

1. Tahun 1941-1945

Saat itu adalah zaman penjajahan Jepang, pabrik ini dialih fungsikan menjadi pabrik gips.

Hal ini karena banyak alat pabrik yang rusak sehingga Jepang tidak bisa menggunakannya.

 2. Tahun 1948 – 1949

Saat tentara Belanda kembali ke Indonesia, Pabrik Gula Pagottan digunakan sebagai markas tentara Belanda.       

3. Tahun 1949 – 1956

Pada masa sesudah kemerdekaan Indonesia, dimulai kembali pembangunan pabrik gula yang sempat rusak akibat perang.

Kemudian berganti nama menjadi Suiker Onderneming Pagottan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun