Mohon tunggu...
Isnaini Khomarudin
Isnaini Khomarudin Mohon Tunggu... penggemar kopi | pemburu buku bekas

peminat bahasa daerah | penggemar kopi | pemburu buku bekas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bukan Sekadar Mengajar, Tapi Mendorong Anak Berpijar: Lima Pesan Pembuka Peluang

29 Agustus 2025   22:15 Diperbarui: 29 Agustus 2025   22:15 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangun relasi demi keajaiban rezeki (Foto: success.com)

Awal tahun 2025 saya mendampingi dr. Erwin, seorang peraih beasiswa LPDP ke Cina. Dokter spesialis saraf yang lolos belajar di Nanjing ini mengaku dulu bukanlah siswa ataupun mahasiswa yang pintar. 

Selama menemaninya belajar untuk sesi wawancara dengan tim dokter di Cina, saya saksikan ia memang terbukti tekun dan punya semangat belajar tinggi--dalam hal ini mempraktikkan bahasa Inggris secara lisan. Selelah apa pun selepas praktik malam, ia akan meluangkan waktu untuk belajar, kadang terpaksa lewat Google Meet.

"Bahasa asing dan tahan banting," ujarnya singkat saat saya tanyakan skill apa yang ia wajibkan atas kedua anaknya sebagai modal kesuksesan.

Pendapatnya boleh dibilang sahih sebab penguasaan bahasa asing setidaknya akan membuka banyak peluang. Bahkan ketika kita tak sanggup kuliah tinggi, kemampuan berbahasa bisa diajarkan dan berpotensi mendatangkan cuan--dengan catatan mumpuni. 

2. Baca dan belajar sampai kompeten

Tak bosan-bosan saya ulang di setiap kelas bahwa bahasa asing adalah mutlak. Bukan melulu sebagai ladang rezeki, tetapi sebagai media untuk mengakses ilmu pengetahuan yang lebih luas, kaya, dan beragam. Dengan demikian, kecakapan berbahasa Inggris bukan lagi keunggulan, melainkan keniscayaan.

Bahkan saya tekankan--menilik perkembangan mobile app yang masif--bahwa mereka sebisa mungkin perlu menambah bahasa asing lain seperti Korea, Mandarin, atau Jepang sebagai nilai tambah.

Kemampuan berbahasa asing yang baik akan membuka jendela informasi pada dunia yang ekstensif. Ilmu apa pun nyaris bisa diperoleh berkat kecakapan berbahasa sebagai gerbangnya.

Kecakapan berbahasa pula akan mendorong mereka menguasai 4C yang konon menjadi kunci sukses anak di abad ke-21, yaitu Communication, Critical Thinking, Creativity, dan Collaboration. 

Intinya, bahasa asing menjadi modal berharga dalam pembelajaran. Syaratnya mesti mumpuni dan kompeten, jangan setengah-setengah apalagi serampangan.

Pada poin ini saya sisipkan sepotong gagasan Xi Jinping, presiden Tiongkok yang tersohor. Dalam sebuah pidatonya yang dibukukan, Xi menyitir pepatah kuno Cina yang menyatakan,

"Belajar adalah busur, sedangkan kompetensi adalah anak panah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun