Dia sangat mencintai Radit. Bahkan lebih. Kehilangan Radit? Tidak. Tak boleh terjadi. Putus? Tidak. Dia tak mau. Tapi bagaimana bisa dia menuruti permintaan konyol sang kekasih sementara hatinya berteriak jangan walau ia tak menampik sisi hatinya yang lain pun ingin. Dia wanita normal, usia dimana rasa penasaran sangat besar. Demi cintanya demi agar Radit tak pergi darinya ingin sekali menuruti semua yang Radit ucapkan. Nella percaya Radit berbeda. Lalu deretan kalimat kakak sepupunya kembali terngiang jelas saat mengetahui dirinya berpacaran.Â
"Ingat ini baik-baik Nel! Jangan kebablasan. Mas ini lelaki juga jadi paham betul otak cowok. Jaga diri baik-baik. Mas percaya sama kamu!"Â
Deg!!
Apa niatnya barusan? Menuruti Radit. Konyol. Nella menggeleng keras. Dia tak boleh goyah tidak cukupkah mimpinya memberi peringatan yang terasa nyata. Jika hal tersebut akan ia alami maka hidupnya akan hancur. Bukan hanya dirinya tapi juga keluarga. Beban.Â
Berhenti mengirim pesan beruntun kepada Radit. Sesedih apapun Nella tanpa Radit ia harus sanggup demi harga diri. Jika Radit bersikukuh maka ia juga akan tetap mempertahankan diri meski hubungannya harus kandas.
Handphone series keluaran terbaru itu berbunyi buru Nella membuka. Senyumnya mengembang.Â
"Ayolah Nel! Kamu cinta kan sama aku. Buktiin! Cuma satu itu yang bikin aku percaya!"Â
Persetan. Mengatasnamakan cinta padahal disini Nella lah yang lebih tulus. Tadinya ia berharap Radit berhenti membahas hal tersebut.Â
"Maaf Radit. Kita udahan aja!" Tegas Nella.Â
"Nel! Aku janji Nel kalau ada apa-apa akan tanggung jawab!" Nella tak menggubris namun tawaran Radit cukup menggodanya. Â
****