Mohon tunggu...
Ismi Faizah
Ismi Faizah Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis adalah proses menyembuhkan hati sedang membaca adalah proses membuka mata pikiran dan rasa

Read a lot write a lot

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rayuan Kembang Malam (Part 3)

31 Maret 2021   09:48 Diperbarui: 31 Maret 2021   10:08 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Sayang banget sih! Lo tuh kuper! Rok melebihi lutut, atasan kedodoran, pakai kacamata segala! Kuno! Gue dandanin mau ngak!"

Kepalanya menggeleng cepat. Tangannya buru-buru hendak menarik ikat rambut yang dimainkan Lusi dengan satu jari telunjuk.
Gadis berlensa mata abu-abu itu bergerak lebih cepat menjauhkan telunjuknya.

Lusi keterlaluan. Ia tak butuh penampilan menarik. Tujuan utamanya menuntut ilmu. Ia tidak peduli dengan lainnya.

"Sayang banget. Lo gini aja keliatan cantik, apalagi kalo lo mengubah penampilan! Bisa klepek-klepek tuh si Indra," Tawanya menggelegar di ruang kelas ini. Mirip nenek sihir. Sial hanya ada mereka berdua.

Deg

Mendengar nama Indra disebut hatinya mencelos.

"Gue tahu lo diem-diem suka ngintilin tuh coker kan? Jujur aja kali! Gue juga sering merhatiin lo kalo lagi ngeliat si Indra! Pas di perpus, di lapangan bola, di kantin lah, waktu main basket, duh mata lo tuh minta dicolok biar berkedip." Jari telunjuk dan tengah Lusi mengarah tepat dimatanya. Gadis yang suka ganti-ganti anting imitasi setiap hari itu mengubah posisi duduknya lebih mendekat.

"Eng...eng...enggak kok! Salah liat lo!" Dustanya. Bagaimana Lusi tahu sedetail itu tentang bagaimana dia secara sembunyi-sembunyi memperhatikan Indra. Dia merasa caranya sudah cukup aman.

Katakan pada gadis cantik itu, siapa yang tak kenal Lusi. Anak perempuan yang terkenal badung, satu sekolahan pun tahu. Sering bolak-balik ruang BK. Perkelahian antar sesama perempuan maupun laki-laki pun ia lakukan. Tinggal kelas dan pernah menjalani masa skorsing tak membuatnya jera.

Hanya kejadian terakhir kali, pertengkarannya dengan Sinta yang menghebohkan seluruh sekolah pemicunya sederhana 'rebutan pacar' .
Konyol sekali. Tapi tidak bagi Lusi yang tak mau kalah dari seorang Sinta.

Dan gadis urakan itu sekarang mulai mengambil jarak dekat padanya, seorang gadis lugu yang tidak tahu menahu selera fashion yang bagus apalagi untuk diajak seru-seruan. Mustahil. Untuk apa Lusi menghampirinya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun