Aku terlahir sebagai anak pertama
Sekaligus cucu pertama
Aku tidak pernah menolak ataupun tidak terima dengan takdir tersebut
Namun aku mengakui, bahwa lahir sebagai anak pertama sekaligus cucu pertama membuatku menjadi anak yang memiki sifat sedikit berbeda dengan yang lainnya
Aku terbiasa diperlakukan dengan penuh kasih sayang
Aku sangatlah manja dan kekanak kanakan
Karena semua orang memberikan padaku seluruh kasih dan sayangnya sejak aku pertama kali lahir di dunia
Karena aku pun terlahir sebagai cucu pertama dari kedua kakek dan nenekku
Mungkin, aku juga merasa aku lebih berkuasa daripada adikku
Aku memiliki sifat yang egois, keras kepala, dan ingin menang sendiri
Itulah aku, sebagai anak pertama dari kedua orang tua ku
Terlepas dari itu,
Mungkin bukan karena aku terlahir sebagai cucu pertama dan anak pertama,
Aku memang anak yang belum bisa mengotrol diriku sendiri
Maafkan aku yang seringkali bertingkah salah dihadapanmu
Akupun seringkali bingung dengan apa yang harus aku lakukan
Aku memang terkesan suka keluar rumah, katamu
Sebisa mungkin aku juga sedang berusaha agar perkataanmu itu tidak terucap lagi
Aku bahkan tidak ada apa apanya dibanding teman temanku yang jarang berada dirumah
Tapi kau selalu mengatakan bahwa aku masih sama saja
Seakan akan usahaku selama ini sia sia
Padahal aku sudah melakukan yang terbaik, untuk dapat mendengarkan perkataanmu, untuk menjadi aku yang dapat menuruti permintaanmu
Salah bila aku berkata "tidak boleh?"
Atau mungkin juga salah jika aku berkata "tidak mau?"
Dalam beberapa hal, aku ingin kau juga mendengarkanku
Dalam beberapa hal, aku juga ingin kau menuruti apa yang kumau
Kau tau,
Sungguh tersiksa rasanya jika aku tidak tau bagaimana keadaanmu
Tidak berteman denganmu di beberapa media sosial
Tidak bisa sekedar melihat whatsappmu online