Mohon tunggu...
Isma Mufida
Isma Mufida Mohon Tunggu... Guru - Semua ditulis hanya berdasarkan kejadian nyata. Jika nantinya takdir tak mengizinkan kita hidup bersama, izinkan aku tetap mencintaimu melalui tulisanku :)

Allah, Orangtua, Keluarga, Sahabat, dan dia ❤

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Singgah dengan Sungguh

21 April 2021   23:34 Diperbarui: 21 April 2021   23:55 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

23 Menit 40 Detik
Selamat datang di kota kita, sayang
Terimakasih sudah menyempatkan waktunya untuk menelfonku

"Padahal tadi aku marah marah, telfon kamu jadi ketawa ketawa" -katanya

Tanpa pernah kau sadari
Bahwa sebenarnya, kaulah yang selalu membuatku menjadi wanita paling bahagia

Beberapa kali aku membaca kata kata yang intinya mengatakan bahwa, suatu hubungan akan bertahan lama jika rasa yang dimiliki oleh lelaki lebih dalam

Mungkin awalnya, aku berfikir
Bahwa akulah yang jauh lebih mencintaimu
Karena aku menganggap kau biasa biasa saja padaku

Semakin lama, aku baru tersadar
Kau jauh lebih mencintaiku
Bahkan, kau bisa menjagaku lebih dari aku menjaga diriku sendiri

Kau tidak suka jika aku memakan makanan pedas
Padahal aku begitu menyukainya
Saat itu aku berfikir,
" Mengapa kau begitu egois? Karena telah melarangku semau mu"

Kau juga tidak mau melihatku menyetir motor dengan membalikkan tanganku
Karena alasanku, aku tidak mau tanganku belang terkena sinar matahari
Saat itu aku berfikir,
"Ah ini tidak adil, kau tidak tau bagaimana sulitnya mengembalikan warna kulit jika sudah begitu"

Kau tidak suka jika aku berpamitan keluar rumah tanpa menyebutkan nama dengan siapa aku akan pergi
Saat itu akupun berfikir,
"Mengapa aku harus mengatakannya padamu? Bahkan kau tidak pernah mengatakan padaku jika kau mau pergi kemanapun"

Ketika sedang ada masalah,
Kau memilih untuk mendiamkanku
Hingga waktu yang tak singkat pula
Lagi lagi aku berfikir,
"Mengapa harus diam? Bukan kah setiap masalah harus dipikirkan bersama jalan keluarnya?"

Dari sedikit hal yang sudah kusebutkan
Aku tersadar, bahwa aku yang lebih tidak bisa menjaga diriku sendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun