Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Republika Tumbang, Kompas Bisa Bertahan Sampai Kapan?

17 Januari 2023   04:33 Diperbarui: 19 Januari 2023   13:30 3562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto tumpukan sejumlah koran yang terbit di Jakarta, Rabu (22/5/2019). Di tengah gempuran media sosial, media arus utama saat ini masih menjadi acuan informasi bagi warga. Foto: Kompas/WISNU WIDIANTORO

Akibatnya, tiras koran tersebut menurun dan diduga tidak lagi mampu menutupi biaya operasional pencetakan dan pendistribusian koran.

Alasan kegagalan pengkaderan pembaca juga dialami oleh media cetak yang lebih dulu bangkrut sebelum Republika.

Soalnya, seperti telah dipaparkan di atas, dengan adanya internet, anak muda dan para remaja lebih familiar dengan media sosial, dan merasa tak membutuhkan media cetak.

Kalaupun mereka membutuhkan berita tertentu, akan didapatnya dengan gampang dari media daring.

Disadari atau tidak, kehadiran Republika ada kaitannya, meskipun tidak secara langsung, dengan koran terbesar di tanah air, Kompas.

Ada sentimen keagamaan yang bermain sewaktu Republika lahir. Kompas dianggap sebagai koran yang paling berpengaruh karena menjadi referensi para eksekutif, termasuk bagi pejabat negara.

Harus diakui, berita dan opini di harian Kompas cukup lengkap, akurat, dan analisisnya tajam.

Lagipula, dengan pengalamannya terbit sejak 28 Juni 1965, Kompas sudah punya kebijakan keredaksian yang teruji.

Kesejahteraan jurnalis Kompas termasuk tinggi, sehingga mereka menulis dengan nyaman.

Larangan menerima "amplop" dipatuhi oleh segenap keluarga besar Kompas, karena risikonya bisa langsung dipecat kalau melanggar.

Masalahnya, sebagian pihak menilai Kompas bukan menyuarakan aspirasi umat Islam. Inilah yang coba dijawab oleh Republika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun