Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Polemik dan Mispersepsi Obat Setelan

23 Mei 2025   07:00 Diperbarui: 24 Mei 2025   06:31 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Obat setelan boleh dibilang merupakan obat yang tidak rasional karena ada potensi penggunaan obat keras yang tidak tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, serta tepat cara dan lama pemberian. Penggunaan obat yang tidak rasional dapat berujung pada kegagalan terapi, sehingga meningkatkan lama dan biaya pengobatan.

Baca juga: Jangan Sembarangan Memodifikasi Dosis, Yuk Patuh Saat Minum Obat

Menjadi Apoteker yang Bertanggung Jawab dan Konsumen yang Kritis

Hingga saat ini memang belum ada regulasi khusus yang mengatur peredaran obat setelan. Tapi penulis melihat adanya urgensi agar para pemangku kebijakan mulai mengupayakan peningkatan pengawasan obat setelan ini, sebelum terjadi dampak yang lebih serius. Selain itu seluruh tenaga kefarmasian sudah seharusnya meningkatkan pengetahuannya mengenai regulasi terkait pembuatan, penyimpanan, dan peredaran obat.

Apoteker sebagai garda terdepan dalam praktik swamedikasi juga harus memiliki kesadaran yang tinggi untuk mengutamakan keselamatan dan kesehatan pasien, sesuai dengan sumpah dan kode etik profesi. Bukan semata-mata mencari keuntungan bisnis semata, karena bagaimanapun profesi apoteker erat hubungannya dengan kemanusiaan.

Tidak hanya apoteker, kita sebagai konsumen juga harus cerdas dalam menggunakan obat karena sejatinya obat adalah racun. Pastikan kita memperoleh obat dari sarana-sarana resmi, sehingga keaslian obat dapat terjamin. Jangan malas membaca penandaan atau informasi pada kemasan obat supaya tidak salah dosis atau cara penggunaan. Bila perlu tanya pada apoteker apabila ada yang tidak dipahami.

Simpan obat pada kemasan aslinya dan pada kondisi penyimpanan yang sesuai supaya obat tidak rusak. Jangan berikan sisa obat yang diresepkan dokter kepada orang lain walaupun memiliki gejala penyakit yang mirip. Dan terakhir, buang sisa obat rusak atau kedaluwarsa dengan cara yang benar supaya tidak disalahgunakan oleh pihak yang bertanggung jawab, atau mencemari lingkungan.

Tanya obat, tanya apoteker.

Referensi: Jurnal Praktik & Persepsi Masyarakat terhadap Penggunaan Obat Setelan | BBPOM Serang | BPOM

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun