Mohon tunggu...
Muhammad Irham Maulana
Muhammad Irham Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hidup Untuk Menulis dan Menulis untuk Menghidupkan. Mahasiswa

Jangan biarkan kata-kata bersarang di kepala. Biarkan ia menyelinap ke dalam kertas dan berkelana di halamannya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Sengkuni Masa Kini

7 April 2022   07:44 Diperbarui: 7 April 2022   08:01 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

this photo taken from https://www.abasrin.com/Puisi: Sengkuni Masa Kini

Sejak abad kuno mulai kembali bersahabat dengan abad edan
sebuah perjanjian muncul dalam skenario keuntungan
satu manusia bertransaksi dengan jutaan milyaran makhluk
menjadi penguasa di paling disegani dan ditakuti

Dengan segala sekardiu dan gerombolan ahli mengakar-akar
Sengkuni lahir bagai duri merebak dan membias
Menjadi "demagog" menunggangi dan mengendalikan
Raja dari segala titik hitam
Menembus aksara dan bantaran putih
Sengkuni dengan langkas mengkamuflase

Menjelma manusia licik
Kongkalikong berlalu lalang pada dermaga kehidupan
Sambung tangan menyelinap dalam topeng kemakmuran

Menjelma manusia Muslihat
Mengalir deras bibir manis dan sederet janji
Pada cita mesti menyembul
Pada Bayang-bayang mesti memihak
Tiba-tiba membeku bak batu termangu-mangu

Menjelma manusia "penambat"
Melunakkan ayat-ayat setan
Mengkambing hitamkan akal tuhan
Menunggangi gili-gili dan dermaga
mengeruk kepentingan,
KKN subur bagai tukang ucuk-ucuk
Tanpa kenal tanggal dalam gedung-gedung putih
Demi segumpal kertas bergambar segitiga

Sengkuni telah lahir dari museum-museum sejarah
Ia disambut gemuruh riuh
Berdendang ria dalam gumpalan benih
berkelana dan bebas berkeliaran
tanpa kenal waktu, Jarum jam, dan batas nalar

            Malang, 5 April 2022

          Oleh: Muhammad Irham Maulana
          Mahasiswa Uin Maliki Malang
           Demagog pemimpin, dekadensi penguasa, demarkasi kaum veteran dari para elit bak sengkuni yang bebas berkeliaran tanpa kenal takut khawatir dan binasa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun