Mohon tunggu...
Muhammad Irham Maulana
Muhammad Irham Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hidup Untuk Menulis dan Menulis untuk Menghidupkan. Mahasiswa

Jangan biarkan kata-kata bersarang di kepala. Biarkan ia menyelinap ke dalam kertas dan berkelana di halamannya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Kompilasi: Jeritan Bumi Pertiwi

6 Agustus 2021   03:24 Diperbarui: 6 Agustus 2021   03:31 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Detik demi detik  berhari-hari sarafku terjepit

Mataku berabun batu-batu himalaya

Kakiku penuh nanah-nanah merah

Dari pengikutmu atau tuhanku

Kematian aku rayakan

Negeri Korona 

Merah putih lambat-lambat hilang

Bak terguyur hujan silam di selokan

Lusuh busuk buta maksa terawang

Pejuang bangkitlah dari kuburan

Merah putih itu tersambar petir

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun