Detik demi detik  berhari-hari sarafku terjepit
Mataku berabun batu-batu himalaya
Kakiku penuh nanah-nanah merah
Dari pengikutmu atau tuhanku
Kematian aku rayakan
Negeri KoronaÂ
Merah putih lambat-lambat hilang
Bak terguyur hujan silam di selokan
Lusuh busuk buta maksa terawang
Pejuang bangkitlah dari kuburan
Merah putih itu tersambar petir
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!