Aku mencintainya...
Kepadaku ia boleh meminta apa saja.
Kecuali untuk tidak menjauh darinya."
Setitik embun yang menetes itu, kini terkumpul di lautan dadaku. Dari kasih sayang yang ia berikan, menjelma menjadi cinta. Seiring berjalannya waktu, kebiasaan-kebiasaan itu justru malah menjadi ikatan emosi yang terjalin diantara kita.
Mengenalmu merupakan hasil istimewa, walaupun mungkin aku bukan lah orang istimewa yang kau harapkan. Dan saat ini aku hanya bisa bersyukur bisa memilikimu, walaupun kedepan nya entah bagaimana.
Saat awal perkenalan kita kau begitu ramah, tak canggung dan membuat ku nyaman. Kau memposisikanku seperti kenal lama, dan aku mulai terkesan dengan itu.
Ketika berdua denganmu aku ingin membunuh waktu agar waktu berjalan dengan lambat dan aku bisa menatap matamu lama. Menikmati segala hal yang kau sembunyikan di balik senyum bibir mu. Mengecup segala keresahan akan hal-hal yang menakut-nakuti mu.
Hujan seakan-akan langit terbelah dan meneteskan air matanya. Namun, kamu adalah bagian terindah dari hujan. Di bawah guyuran hujan itu, aku betah berlama-lama, terkurung dalam hujan adalah bagian terindah saat bersamamu. Aku tak punya alasan untuk berlalu dari hujan itu. Sebab, bersamamu hujan sederas apapun, sedingin apapun hujan turun aku merasa hangat.
Perjuanganku untuk mendapatkanku memang belumlah seberapa. Kebahagiaanku saat ini sangatlah mempengaruhiku untuk tetap berusaha mendapatkanmu. Sebab, tawamu, senyumanmu, keluh kesahmu, cerita-ceritamu, cium dan pelukanmu akan menjadi sesuatu yang aku inginkan tetap tinggal hingga masa tuaku nanti.
