(Teteh Diaspora Bercerita: Curhatan Sales Kartu Internet di Jepang --- Part 5, Tamat)
Izinkan aku lanjut curhat lagi. Ini jadi curhatan terakhir dari drama Teteh Diaspora Bercerita --- Curhatan Sales Kartu Internet di Jepang. Mari kita mulai dengan istighfar bersama. Astagfirullahaladzim... begini amat ya hidup di dunia CS/sales teh?
Setiap bulan kami kirim invoice ke semua pelanggan --- kecuali mereka yang bayar pakai Smartpit atau debit rekening. Kalau alamatnya salah, pasti balik. Tapi kalau nggak balik dan nggak sampai ke pelanggan, berarti... hilang di jalan.
Aku juga nggak paham. Selama ini, semua tagihan selalu sampai ke kotak pos kamarku. Tapi ada pelanggan yang bilang nggak menerima invoice. Kadang nyelip sama tagihan lain, ada juga yang memang belum ngecek kotak posnya. Kadang bikin gemas, tapi ya, itulah kenyataan.
Yang bikin pusing, banyak pelanggan baru ngomong setelah lama. Biasanya yang tertib langsung bilang:
 "Kak, invoice-nya nggak ada/hilang. Minta tolong info jumlah bayarnya dan harus transfer ke mana."
Aku cek dulu kenapa nggak sampai, tanya apakah ada perubahan alamat, baru kasih nomor Smartpit atau minta transfer ke Yucho. Tapi sayangnya, pelanggan model ini cuma sebagian kecil. Kebayang gak, kalau pelanggan ada ratusan atau ribuan? Astagfirullahaladzim...
Ada juga yang minta bayar pakai mata uang lain, padahal perusahaan ini Jepang dan sistemnya pakai yen. Kalau aku kasih tahu, ada yang:
Ngambek
Ghosting (nggak bales lagi)
Keukeuh minta transfer pakai mata uang lain
Tapi ada juga yang langsung menyesuaikan dan bayar pakai yen. Jadi kalau beli dari perusahaan Jepang, penting banget supaya uang masuk jelas, nggak bercampur dengan uang pribadi.
Ya begitulah, Kakak-kakak pembaca yang budiman... hidup di Jepang itu nggak cuma tentang sakura, ramen, atau jalan-jalan ke Shibuya. Tapi juga soal menahan emosi karena pelanggan bikin pusing.
Di balik tiap invoice yang nyangkut, ada CS/sales yang minum Tolak Angin tiga kali sehari biar tetap bisa senyum sambil ngetik:
 "Terima kasih, kami bantu cek dulu ya"
Aku pasrah. Sebentar lagi aku pensiun dari dunia perkartuan ini. Mau rebahan tenang, tanpa mikirin siapa lagi hari ini yang bakal lupa bayar tagihan.
Tapi bukan berarti kerja di bidang ini buruk. Setiap pekerjaan pasti ada susah dan mudahnya. Curhatan ini cuma 5 episode dari 1,5 tahun kerja jadi sales. Ada harinya nyaman-nyaman saja kok.
Jadi, buat kalian yang juga kerja di bidang CS atau sales, kalian hebat! Kalian kuat! Semangat! Perjuangan kalian akan dibayar dengan gaji yang pantas dan pengalaman berharga.
Dan buat para pelanggan... semoga hidup kalian selalu tertib, dan semoga sadar kalau kami CS/sales bukan alat ajaib pengabul harapan.
Terima kasih sudah mampir lagi ke diary kecil ini. Sampai jumpa di curhatan berikutnya --- yang mungkin lebih heboh, atau lebih tenang (kalau aku udah bebas kontrak kerja, hehe).
Pokoknya ingat: di balik modem yang nyala, ada CS yang pernah nangis di pojokan.
 Dengan cinta,
 Teteh Diaspora
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI