Mohon tunggu...
Irfan Fandi
Irfan Fandi Mohon Tunggu... Buruh - Menulis dan Membaca adalah suatu aksi yang bisa membuat kita terlihat beda dari orang yang disekitar kita

Email : irvandi00@gmail.com || Suka Baca dan Nonton Film || Pekanbaru, Riau ||

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

[Resensi Novel] "The Wizard of Once: Knock Three Times", Cerita yang Tidak Pernah Usai

30 Januari 2022   10:00 Diperbarui: 30 Januari 2022   10:33 1079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : Dokumentasi Pribadi

Sumber foto : Dokumentasi Pribadi
Sumber foto : Dokumentasi Pribadi

Pertama, penulis sangat baik dalam mengembangkan isi cerita dari buku pertama, kedua dan ketiga dengan baik. Pengembangan cerita yang dibuat juga tidak terlalu berat dan masih bisa diikuti oleh para pembaca yang bisa dibaca oleh semua umur. Novel ini juga cocok untuk dibaca oleh anak-anak dan remaja.

Kedua, novel ini dibantu dengan sebuah gambar ilustrasi seperti komik yang dipaparkan di beberapa bagian pada masing-masing momen dalam cerita. Hal ii sangat membantu pembaca dalam berimajiasi dalam mendiskripsikan suasana dan tampilan dari masing-masing tokoh yang ada dalam isi cerita.

Ketiga, penulis sangat baik dalam mengangat sebuah nilai-nilai kehidupan yag baik untuk bisa disampaikan kepada pembaca dari semua kisah yang terjadi dalam novel ini. Novel ini tentang persahabatan, kekeluargaan hingga nilai-nilai kehidupan seperti berbakti kepada orang tua, nilai kejujuran dan tolong menolong juga di perlihatkan dan ditampilkan oleh penulis melalui tokoh-tokoh didalamnya.

Keempat, tampilan cover dari trilogy novel karya Cressida Cowell juga eyes cahting dan sangat menarik untuk para pembaca atau penggiat literasi dalam mengkoleksi dan memiliki novel ini sebagai koleksi bacaan untuk penunjang kepustakaan di rumah.

Kekurangan dalam novel The Wizard of Once : Knock Three Times

Sumber foto : Dokumentasi Pribadi
Sumber foto : Dokumentasi Pribadi

saya melihat ending cerita dalam novel ini anti klimaks dan gantung tidak selesai sesuai denga harapan para pembaca. Semua kisah tiba-tiba berhenti dan usai dengan cara gaya kepenulisa ala Cressida Cowell. Setiap pembaca selalu memiliki ekspetasi dan keinginan ending cerita seperti apa tapi setelah mengikuti novel ini secara keseluruhan tapi novel ketiga endinya membuat saya pribadi kecewa.

"Setelah kita menerima sebuah cerita, kita tak bisa mengelak dari nasib akhir cerita itu." O. L. Travers -- Pengarang Mary Poppins

Kalimat diatas benar sekali setelah membaca isi seluruh dari novel ini, pembaca hanya bisa menerima dan tidak bisa mnegatur apa yang diinginkan oleh penulis. Setiap penulis memiliki tujuan dan keinginan dalam menyampaikan isi cerita sesuai dengan apa yang ingin mereka lakukan. Pembaca hanya bisa menerima dan mencoba untuk mengerti dan belajar memahami maksud dari penulis.

Setiap karya selalu ada kelebihan dan kekurangan didalamnya. Setiap poin dari itu selalu menjadi pelengkap dan menyempurnaka sesuatu dalam sebuah karya yang telah diterbitkan. Menjadi seorang pembaca atau penggiat literasi hanya bisa mendukung para penulis untuk sellau mencintai dan mengkritisi karya mereka untuk menjadi lebih baik lagi.

Setiap penulis selalu membutuhkan yang namanya saran dan kritik untuk kemajuan dunia kepenulisan dari penulis itu sendiri. Saya banyak belajar dari setiap buku dan penulis yang telah say abaca karyanya, masing-masing penulis memiliki keunikan dan karakteristik dari gaya atau cara kepenulisan higga jalan cerita yang akan di paparkannya dalam sebuah karya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun