Semoga bermanfaat bagi kita semuanya untuk bisa menghargai mereka yang telah pergi meninggalkan kita,dan kita bisa lebih memaknai apa terjadi kemudian
Melalui kisah Baron dan Amara, Andina Dwifatma mengajak pembaca untuk lebih peka dalam memandang konflik rumah tangga.
Ini novel yang apik, di dalamnya terdapat banyak informasi yang bermanfaat dan berbobot.
Semoga saya bisa “ganti isteri” juga saat saya berada pada masa-masa yang tidak ideal nantinya (jika sudah berkelurga) hehehe.
Pada judul novel Bukan Pasar Malam misalnya, Keyakinan pram yang kokoh ia refleksikan pada karya sastra monumentalis.
Novel ini merupakan kisah petualangan Fiersa Besari bersama kedua sahabatnya Baduy dan Prem saat mengelilingi Indonesia pada tahun 2013.
[Resensi Novel] Novel Dwilogi Akmal Nasery Basral, "Buya Hamka Setangkai Pena di Taman Pujangga"
Dian Purnomo adalah penulis yang memiliki perhatian pada isu – isu sosial, khususnya perempuan dan perlindungan anak.
Menjelaskan seorang gadis bernama Nora yang mengidap depresi akibat kerasnya hidup dan terbangun di Midnight Library.
Kalimat-kalimat di dalam novel banyak menyimpan makna tersembunyi
Buku ini berfokus kepada salah satu dari lima biksu muda bernama Fu. Fu digambarkan sebagai remaja yang labil, yang belum bisa mengontrol emosi.
Sebuah karya klasik dari Voltaire yang sampai saat ini masih tetap relevan dalam menggambarkan kondisi dan praktik sosial, budaya, hingga politik kita
"Betapa nikmatnya jika iman terpatri kokoh dalam jiwa dan menjadikan dunia hanya sekadar genggaman tangan," hal 158.
Resensi novel Kembangmanggis berjudul "Warisan". Ceritanya dekat dengan keseharian, tentang hubungan nenek dengan cucunya yang bertalian dengan anjing
Novel tentang demokrasi dan pelanggaran HAM orang yang dihilangkan.
“Mungkin aku belum bisa beradaptasi dengan dunia” (hlm. 251)
Penentangan terhadap tradisi dengan memanfaatkan internet.
Retorika sederhana dari karya Goodbye Days, oleh Jeff Zentner.Resensi oleh Ismail Ramadhani.
Adakah makanan yang bisa membuat kalian jatuh cinta sejatuh-jatuhnya? Resensi novel Ayam Goreng Gadamala dan Pria Berkacamata