Mohon tunggu...
Ira Uly Wijaya
Ira Uly Wijaya Mohon Tunggu... Penulis

You not alone, Allah be with you

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Batas Jeneponto

15 Juli 2022   15:46 Diperbarui: 15 Juli 2022   15:56 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Aku mungkin sahabatmu yang teramat menyebalkan bagimu Byeol. Tapi untuk sekarang ini aku harap kamu harus tabah. Aku sepakat dengan ide ini ya karena aku rasa ini rencana yang amat indah untuk hidupmu.

Air mataku menetes jatuh mengenai pipiku yang tirus. Ku sandarkan diriku di tembok dekat jendela. Ku raih ponselku yang berada di saku piyamaku. Ku tatap kota kecil di Sulawesi Selatan itu dengan hati teriris. Hyura mendekapku seraya berbisik padaku. Ia seperti hendak memberikan kode padaku.

"Arlojiku mulai berhenti ketika tetes air matamu mulai memainkan peran di rasa yang perih ini. Begitu rancu aku dalam sebuah kalimat cinta yang tak ku temui titik keberadaanmu sekarang ini."

Aku seperti terbius dengan puisi yang baru ku dengar itu. Itu adalah puisi Joon Woo tentang ketiadaannya apabila tak menemukan bahagianya. Ku genggam tangan Hyura dan memaksanya untuk bicara tentang kabar Joon Woo. Dia tak berkata apapun selain meneteskan air mata. Di depan pintu tampak olehku ibuku yang berjalan dengan wajah tertunduk.

"Nak yang sabar ya," ucap ibu dengan suara serak.

Aku masih belum mengerti dengan teka-teki ini. Hyura pun berkata "Joon Woo ingin membahagiakanmu dengan caranya. Dia bahkan rela jauh dari keluarganya itu untuk kamu Byeol. Dia ingin membeliin kamu rumah dan ingin kamu gak akan kekurangan apapun saat kalian menikah nanti."

"Tapi kenapa harus begini? Tanpa kabar dan rahasiain semuanya dari aku."

"Nak Joon Woo ingin kamu itu tidak cemas. Insyaalah besok dia akan kemari," ucap ibu tersenyum. 

"Tapi gak seorang diri. Dia akan datang dengan seseorang," ucap Hyura juga ikut tersenyum.

Kali ini aku hanya dapat mengingat ketika Joon Woo berkata bahwa aku adalah berlian di hidupnya. Ucapan itu masih terngiang di telinga dan pikiranku.

"Maukah kamu menikah denganku? Ucap Joon Woo sembari mengeluarkan kalung berlian Heart of the Ocean."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun