"Ibu bilang apa sih. Aku gak mau ke sana bu. Aku gak bakal pergi. Titik," ucapku berlari ke kamarku.
***
"Kamu mikir apa lagi Joon Woo? Ayo cepat berkemas. Hari ini kamu dan Byeol akan tunangan," ujar Galin berdiri di hadapan Joon Woo.
 "Menurut aku ini bukan hanya tentang perjodohan. Ini juga sebagai penanaman modal dalam berbisnis. Kita semua akan tetap melanjutkan pendidikan S2 di Sulawesi Selatan. Sementara Joon Woo akan bekerja di sana. Ya emang ikatan kalian sudah ada nanti. Tapi kamu juga harus mikir kamu akan melakukan pekerjaan ke desa-desa di Sulawesi Selatan," ucap Malik.
"Wajar aja Joon Woo mengajak Byeol tunangan sekarang. Pekerjaan Joon Woo sebagai dokter sudah sangat menjanjikan. Bukan hanya itu. Kamu juga sudah sangat peduli dengan Byeol. Byeol tidak akan jauh dari kamu nanti dan hubungan kalian pun tak akan putus begitu saja. Benarkan Joon Woo?" Ucap Galih tersenyum.
"Kamu mikir pa sih Joon Woo? Bentar lagi jam Sembilan. Kita udah telat ni. Aku dengar Hyura juga udah nyampai ke rumah byeol," ucap Galih lagi dengan wajah yang berubah kesal.
"Apa kamu bilang? Aku lupa. Aku harus buru-buru ni. Aku gak mau Byeol menunggu lama,," ucap Joon Woo bergegas lari menuju pintu kamarnya.
"Eh kamu melupakan sesuatu. " ucap Galih menatap kearah jas Joon Woo.
"Oh iya jasku."
"Ini anak. Tas dia pun gak dia ingat."
"Kalian bawa aja entar ya. Aku duluan," teriak Joon Woo.