Ibu ikut keluar kamar bersamaku. Kami menatap Hyura yang berdiri di ruang tamu. Wajahnya terlihat begitu bahagia. Kedua tangannya menggenggam tote bag dan buket bunga mawar kesukaanku. Dia menghampiriku dan memberikan bunga mawar itu padaku.
"Aku kan udah lewat ulang tahunnya Hyura. Kenapa kamu jadi romantis gini sih?"
"Nak Hyura silakan duduk dulu. Ibu akan bikinin kamu minuman dulu."
"Aku aja bu," ucapku seraya menaruh bunga itu di atas meja.
Hyura masih tersenyum. Dia seperti gadis remaja yang baru saja diberikan uang saku yang banyak. Pipinya yang merona itu makin membuatku resah. Entah apa yang mempengaruhinya. Sehingga pagi-pagi begini ia datang dengan membawa sebuket bunga favoritku.
Ku percepat langkahku memberikan teh hangat kepada hyura. Hyura terlihat begitu bahagia. Ia bicara dengan ibuku sampai terbahak-bahak. Tak pernah ku lihat momen langka ini sebelumnya. Biasanya sih ibu menonton Tv jam segini. Menonton acara favoritnya rumah Mamah Dedeh.Â
"Eh Byeol kok kamu lama banget sih bikin tehnya. Cepat kamu duduk. Aku mau bilang sesuatu," ucap Hyura membenahi roknya.
"Kamu minum dulu Hyura. Nanti aja kamu ceritanya. Aku mau mandi dulu ni. gerah banget rasanya," ucapku sembari memberikan teh kepada Hyura.
"Duduk sebentar dulu kenapa sih? Kamu ini emang kebiasaan deh pergi di saat aku mau bicara."
"Pasti kamu bicara tentang aktivitasmukan hingga kamu sampai ke sini? Kamukan suka bicara begitu. Udah aku mandi dulu aja," ucapku datar.
"Eh byeol tunggu dulu!"