Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote, Meredam Langit | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jangan Dibuka

7 Oktober 2025   14:33 Diperbarui: 7 Oktober 2025   19:57 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Farzad Sedaghat: https://www.pexels.com

"Nggak... Nggak mungkin," kau meracau.

Kau buka kembali foto yang ada di latar layar retak itu. Foto Arin di depan air terjun. "Liburan terakhir - Curug Cijalu, 3 Maret 2025."

"Dia sudah mati sebelum pesan terakhir di WhatsApp itu dikirim. Lalu, siapa yang menggunakan ponsel ini setelah dia... mati... siapa?" ucap kau lirih karena merinding ketakutan.

Ponsel itu tiba-tiba bergetar di tangan kau.

"Ting...!!" suara notifikasi ponsel memenuhi toilet.

"Foto baru ditambahkan."

Darah kau membeku. Kau tidak mengambil foto apa pun.

Dengan tangan gemetar kau membuka galeri. Foto terbaru, baru diambil tiga detik yang lalu.

Foto kau sendiri, wajah kau di layar ponsel itu.

Sedang berdiri di depan cermin toilet, memegang ponsel dengan wajah pucat ketakutan. Di pantulan cermin di belakang kau, bayangan tinggi itu berdiri. Tepat di belakang kau.

Kau berbalik dengan sangat cepat. Tidak ada siapa-siapa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun