Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Keangkuhan Sedang Menggangkangi Pikiranmu

29 April 2024   08:08 Diperbarui: 29 April 2024   08:15 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Ajay Gill: pexels.com

Bahri menganggap Mak Itam sosok yang angkuh karena ia sering mematikan imajinasi Bahri dan juga teman-temanya di desa itu dulu.

"Tentu saja pengikutku tidak akan mengatakan aku angkuh, Mak Itam!"

"Hahaha..." Tawanya seperti deru ombak yang memecah di tepi pantai, "pengikut kau itu memanggil kau dengan sebutan apa, Bahri?"

Bahri tersinggung, Mak Itam benar-benar telah menghinanya, mungkin dia lupa, Bahri kali ini bergelar Datuk.

"Bahri, tidak mungkin kau tidak dikangkangi oleh keangkuhan!" teriak Mak Itam, ia lantas pergi meninggalkan Bahri yang sedang bersungut-sungut.

Dari kejauhan, Johan, pengikut Bahri di desa itu sedang membicarakan Bahri yang sama angkuhnya dengan Mak Itam. "Betapa bahayanya kata-kata dalam kalam, kalian akan di kangkangi oleh keangkuhan, berhenti saja menulis kata-kata itu," gumam Johan pada kawan-kawannya yang baru saja mengenal kata.


 -Tamat-

Iqbal Muchtar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun