Mohon tunggu...
Ahli Konspirasi
Ahli Konspirasi Mohon Tunggu... Jurnalis - Bumi Itu Datar

i fight in the name of justice

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Bukti Otak Memenangkan Otot (Perang antara Legacy dan Amarta)

27 November 2017   09:14 Diperbarui: 27 November 2017   09:42 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kerajaanku lah yang terkuat". "Tidak kerajaanku lah yang paling kuat, kekuatanmu tidak ada apa-apanya apabila dibandingkan dengan kekuatan pasukan kerajaan ku yang jumlahnya 300.000 tigakali lipat lebih banyak dari pasukanmu yang jumlahnya hanya 100.000 pasukan."tidak, tetap kerajaanku lah yang terkuat."

terlihat dua orang raja dari kerajaan Amarta dan Legacy saling beradu argumen bahwa kerajaan miliknyalah yang terkuat, Raja Amarta dengan 300.000 pasukannya terlihat sangat angkuh karena memiliki banyak pasukan. namun Raja Legacy juga tidak mau kalah walaupun hanya memiliki 100.000 pasukan.

Raja Amarta : "Okelah, kalau begitu bagaimana kalau kita buktikan saja siapa yang terkuat dengan cara berperang"

Raja Legacy : "baiklah aku setuju"

Kedua Raja memberikan perintah untuk berperang kepada masing-masing Jendralnya untuk melakukan gencatan senjata di perbatasan.

Jendral kerajaan Legacy pun kebingungan dan mulai berpikir bagaimana cara memenangkan peperangan melawan pasukan yang jumlahnya tigakali lipat dari jumlah pasukan yang dimilikinya. Namun perintah tetaplah sebuah perintah sebagai Jendral yang setia kepada Rajanya ia harus tetap menjunjung tinggi loyalitas dan juga membawa pertanggung jawaban keberhasilan dalam sebuah tugas.

Sampailah masing-masing pasukan di perbatasan antara kedua kerajaan tersebut yang dibatasi oleh sungai besar yang dalam dan memiliki arus yang cukup deras.Pasukan kerajaan Legacy terlihat tidak percaya diri melihat banyaknya jumlah pasukan kerajaan Amarta, namun sang Jendral Lecagy tetap memberikan semangat untuk meyakinkan mental para pasukannya. Kedua belah pihak terlihat kebingungan bagaimana caranya berperang dengan medan sungai seperti ini. disaat seluruh pasukan dari kedua belah pihak kebingungan, Jendral Legacy mendapatkan sebuah ide yang dapat memenangkan pihaknya dari pertempuran tersebut. 

Sang Jendral Legacy bersama beberapa pengawalnya pergi melewati derasnya arus sungai untuk menemui Jendral Amarta diseberang sungai.

Jendral Legacy   : "Sungai ini menjadi penghambat pasukan kita untuk melakukan pertempuran"

Jendral Amarta  : "Ya saya juga berpikir seperti itu"

Jendral Legacy   : "Bagaimana kalau kita membuat suatu kesepakatan?"

Jendral Amarta  : "Seperti apa kesepakatannya ?"

Jendral Legacy   : "aku akan menarik mundur pasukanku dan membiarkan pasukanmu untuk melawati sungai dengan begitu pertempuran akan terjadi di salah satu sisi sungai, bagaimana ?" (Jendral Legacy bermaksud untuk menjebak pasukan Amarta dengan cara menyerangnya ketika mereka sedang menyebrang sungai).

Jendral Amarta   : "aku tidak setuju, hal tersebut hanya akan menguntungkan pihakmu saja, yang pertama bisa saja pasukanmu akan menyerang saat kami menyebrang sungai, yang kedua pasukan kami akan kelelahan saat pertempuran karena telah menyeberang sungai, yang ketiga pertempuran dilakukan di kawasanmu tentu saja itu semua merupakan keuntungan untuk pasukanmu".

Jendral Legacy kembali memutar otaknya 

Jendral Legacy  : "baiklah biar pasukanku saja yang menyeberangi sungai dengan syarat pasukanmu harus memberikan jarak untuk pasukanku dengan mundur beberapa kilometer dari sungai ini:.

Jendral Amarta : " Setuju !"

Jendral Amarta memberikan perintah kepada pasukannya untuk mundur, para pasukannya pun mengikutinya tanpa mengetahui alasannya mengapa mereka mundur dikarenakan karena kesetiaan dan loyalitasnya pada sang Jendral diiringi oleh pasukan Legacy yang telah berhasil menyeberangi sungai, sesaat ketika pasukan Legacy  sedang mundur menjauh dari sungai terdengar teriakan dari pasukan mereka " Mundur ! Sang Jenderal telah menyerah ! pasukan kita telah kalah ! kita telah mundur dari pertempuran! " suara tersebut pun menggoncangkan barisan pasukan Amarta. kesempatan itu dimanfaatkan oleh pasukan Legacy untuk segera menyerbu pasukan Amarta yang sedang porakporanda akibat Propaganda. dan akhirnya Legacy berhasil memenangkan pertempuran dengan jumlah pasukan yang tigakali lebih kecil dari Amarta.

Ketika sampai di kerajaan Legacy Sang Jendral barulah menceritakan kepada para pasukannya tentang kejadian yang sebenarnya di medan perang, mengapa pasukan Amarta tiba-tiba mundur dari pertempuran sehingga formasi perangnya hancur. Jendral Legacy bercerita bahwa ia telah memerintahkan salah satu pengawalnya untuk menyusup ke pasukan Amarta dan berteriak untuk memberikan propaganda dari dalam. 

Mendengar hal tersebut Raja Legacy sangat memberikan apresiasi terhadap kemenangan dan kecerdikannya memperoleh kemenangan dengan merayakannya membuat pesta yang besar.

dari hal tersebut dapat dilihat bahwa Bukanlah Jumlah yang menentukan kemengangan, tetapi strategilah yang menentukan kemengangan, bukanlah otot bagian yang terkuat, melainkan otak dan pikiranlah kekuatan terbesar manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun