Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ada 3 Makna Memiliki Perasaan yang Sama di Tengah Kegentingan Global

13 Januari 2023   01:18 Diperbarui: 13 Januari 2023   08:17 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ada 3 makna memiliki perasaan yang sama di tengah kegentingan global | Dokumen pribadi oleh Ino

Dalam keterjepitan ekonomi, orang bisa lakukan apa saja. Nah, tentu hal itu perlu dikritisi dengan bijak. Menjadi pengemis online tentu saja menjadi fenomena yang perlu dijelaskan secara adil dan benar.

Bahkan sejauh mungkin pelaku bisnis online sampai ke fenomena menjadi pengemis online itu perlu ditanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang penting.

Prediksi lembaga global dalam lensa perspektif Sri Mulyani

Sri Mulyani memastikan bahwa pemerintah Indonesia akan terus mengupayakan langkah untuk meningkatkan kewaspadaan di tahun 2023 ini. 

Kewaspadaan ini secara nyata bersentuhan dengan cara pengelolaan kesehatan fiskal, yang bisa dilakukan dengan cara tetap konsisten menjaga defisit APBN di level rendah, yaitu di bawah 3 % dari produk domestik bruto (PDM).

Informasi penting yang disampaikan Menteri Keuangan terkait dengan kewaspadaan itu yakni bahwa kita tidak hanya berhadapan dengan inflasi, tetapi juga terkait dengan kemungkinan resesi.

Selanjutnya baru-baru ini, Jokowi dengan lebih detail membeberkan situasi kegentingan global saat ini. Kegentingan global itu tidak hanya karena resesi global, inflasi, resesi keuangan, perang, tetapi juga karena krisis pangan, krisis gas (Indonesia Pusaka, 11/01/2023).

Hidup terus dipertahankan, tanpa meredusir nilai-nilai tubuh manusia, mungkinkah?

Komersialisasi tubuh tidak menjadi pilihan yang pantas di tengah kegentingan global tentunya. Oleh karena itu, langkah dan gerak cepat pemerintah mungkin sangat diperlukan saat ini, bagaimana membuka kemungkinan pekerjaan bagi pengemis online untuk beralih ke pekerjaan lain yang lebih berlandaskan pada nilai kemanusiaan.

Kesadaran yang sama tentu saja kita tidak hanya merasa hina dan jijik dengan cara-cara hidup seperti itu, tetapi dari sudut pandang yang lain kita dipanggil untuk merasakan kegentingan yang mereka rasakan saat ini sampai menjual tubuh mereka, lalu memikirkan bagaimana caranya mengatasi fenomena itu.

Adakah cara lain yang lebih bermartabat untuk melanjutkan hidup ini? Solidaritas apa yang bisa diberikan untuk para pengemis online? Tentu saja hal itu menjadi tantangan berat pemerintah saat ini.

Hidup harus dipertahankan, tanpa meredusir nilai-nilai tubuh manusia. Nilai tubuh tentu saja dalam pandangan agama-agama sangat penting.

Tubuh adalah bait yang mulia dan suci. Tubuh adalah rumah dari hati nurani, yang menjadi inti dan pusat dari adanya manusia. Bahkan tubuh itu adalah tempat diam dari yang Suci, sang Singgasana.

Pertanyaan kritis untuk dikaji bersama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun