Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apa Solusinya Ketika Cukai Rokok dan Gengsi Budaya Masyarakat Sama-sama Naik?

6 November 2022   20:40 Diperbarui: 7 November 2022   14:40 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apa solusinya ketika cukai rokok dan gengsi budaya masyarakat sama-sama naik? | Dokumen pribadi oleh Ino

Saya sudah membayangkan melalui kenaikan cukai rokok ini, maka bisa diprediksi bahwa harga kedua jenis rokok itu akan mencapai 30.000 per bungkus. Pertanyaannya apakah dengan kenaikan itu orang akan kapok membeli rokok?

Tentu saja tidak, karena tuntutan adat selalu dianggap lebih penting dari besarnya harga. Semakin tinggi nilai instrumen seperti rokok itu, maka semakin tinggi status sosial dan pengakuan mereka yang menyelenggarakannya.

Aneh memang, tapi itu kenyataan yang sangat sulit diubah. Oleh karena itu, saya berani mengatakan bahwa adat selalu lebih kuat dan masyarakat pemegang adat selalu menyesuaikan dengan pasar, tanpa mengeluh dan tidak mampu meredusir secara ketat.

2. Pembuat kebijakan kenaikan cukai rokok tidak punya interest dengan pihak perusahaan rokok

Kenaikan cukai rokok itu mungkin kebijakan pemerintah atas dasar pertimbangan kesehatan masyarakat, namun kebijakan pemerintah itu tidak membatasi kebijakan perusahaan rokok untuk mengubah sistem harga dan pemasaran rokok di pasar.

Dari perbedaan kepentingan itu, sudah pasti bahwa pihak perusahaan akan mengubah kebijakan perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan kemampuan daya beli masyarakat. Hal yang dipikirkan oleh perusahaan rokok adalah hasil produksi mereka bisa laku sebanyak-banyaknya dan mereka meraih keuntungan sebesar-besarnya.

Kemungkinan yang ada sebagai dampak dari kebijakan kenaikan cukai rokok adalah pihak perusahaan memproduksi jenis rokok yang berbeda baik dari segi harga maupun ukuran dan desain bungkusannya.

Saya masih ingat pada bulan Agustus lalu, saya pernah beberapa kali merokok sekedar merasakan jenis rokok yang bagi saya baru. 

Waktu itu kebetulan saya sedikit sakit tenggorokan. Saudara saya menawarkan kepada saya sebatang rokok yang gulungannya sangat kecil dengan cita rasa mentol.

Sekali saja saya merokok, saya merasa enak dan cocok juga untuk meredakan tenggorokan yang sedang sakit. Namun oleh karena pertimbangan logis bahwa merokok itu tidak mungkin dijadikan sebagai obat, maka saya tidak melanjutkannya.

Meskipun demikian, saya membayangkan bagi orang yang sudah sering merokok, maka jenis rokok dengan cita rasa seperti itu bisa saja menjadi pilihan dengan alasan yang bisa dilukiskan, "kan cocok buat tenggorokan lho, makanya saya merokok."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun