Mohon tunggu...
Rinnelya Agustien
Rinnelya Agustien Mohon Tunggu... Perawat - Pengelola TBM Pena dan Buku

seseorang yang ingin menjadi manfaat bagi sesama

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kena Tulah

31 Juli 2017   21:27 Diperbarui: 8 Oktober 2019   09:00 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Betina sekarang tidak  mau makan, badannya lemas, bahkan untuk melangkah saja sudah kesusahan. 

Surdi  datang  ke kandang "sekarang kamu sudah gak berguna lagi, udah gak bisa produksi telor, mending kamu ku goreng aja" betina diambil paksa dari pelukan Jantan. Jantan melakukan perlawanan, jantan  mematuk matuk tangan Surdi. Namun surdi sudah melapisi tangannya dengan sarung tangan. Jantan dan betina terpisah, jantan ribut sekali berkokok mencari betinanya yang telah direbut Surdi

***

"mas tolong aku" jerit betina

"sayang, bertahanlah di belakangku aku akan lawan surdi keparat ini. sudah kubiarkan kamu ambil calon anakku dan sekarang kamu ambil istri"

"sayaaaaaang" teriak jantan ketika betina direbut  Surdi dari genggamannya


"aku bersumpah demi yang menciptakan ayam, manusia dan makhluk hidup lainnya aku tidak rela istriku dijadikan santapan perut manusia yang memakannya. Tuhan biarkan mereka merasakan apa yang kami rasakan" jerit jantan penuh harap kepada Tuhan

"selamat tinggal mas, aku cinta kamu selamanya. kita bertemu di surganyaa. mungkin inilah jawaban doaku yang ingin sekali bertemu dengan anak kita. kami menantimu mas" kata betina pilu untuk terakhir kalinya"

***

"ini sur emak buatkan ayam goreng kesukaanmu, kamu makan saja duluan. emak mo ke rumah ibu ana, katanya ada cucian" kata emak ke Surdi

"wah ayam goreng, ini pasti enak banget" kata Surdi seraya menyendok nasi ke piringnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun