Mohon tunggu...
Indriyaniii98
Indriyaniii98 Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Nothing is impossible

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pandangan Islam tentang Hubungan Islam dan Manusia

16 Desember 2019   12:51 Diperbarui: 16 Desember 2019   14:13 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ayat-ayat Alquran menegsakan bahwa nutfah campuran tetap disebut nuthfah selama ia bertempat di tempat yang kukuh (rahim). Ia tidak langsung berganti nama menjadi alaqah setelah sampai ke tempat yang kukuh itu.

Janin laki-laki dan perempuan yang sempurna.

Allah berfirman, "Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudain mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya dan menyempurnakannya, lalu Allah menjadikan dari sepasang, laki-laki dan perempuan." (Al-Qiyamah : 37-39)

Hakikat pertama : jenis kelamin janin telah ditetapkan secara sempurna pada fase nutfah, yaitu saat sperma dibuahi. Allah berfirman, "Dan Dialah yang menciptakan berpasangan pria dan wanita. Dari air mani, apabila dipancarkan." (An-Najm : 45-46)

Hakikat kedua : jenis kelamin janin akan dibentuk dan dibuat pada fase alaqah. Proses itu terjadi dengan membentuk organ-organ genital bagi kedua jenis kelamin itu pada fase tersebut. Dengan kata lain, jani dibuat berkelamin laki-laki atau perempuan pada fase alaqah. Dan itu berdasarkan perencanaan yang terjadi pada fase nutfah.

Fase Keempat : Fase Mudhgah (Segumpal daging)

Alaqah tadi berubah menjadi mudhghah. Sebab penamaanya dengan mudhghah kerana saat diteropong bentuknya seperti segumpal daging yang dikunyah. Fase mudhgah ini terjadi setelah fase alaqah. Susunan fase ini sesuai dengan yang disebutkan Alquran : "Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging" (Al-Mu'minun : 14)

Dan inilah yang benar-benar terjadi pada janin pada fase ini. Allah berfirman,"Hai manusia! Jika kamu dalam keraguan tentang (hari) kebangkitan (dan tentang kekuasaan Kami menghidupkan manusia sesudah mati), maka (perhatikanlah); sesungguhnya Kami telah menjadikan (orang tua) kamu (Nabi Adam as.) dari tanah, kemudian (kamu, sebagai keturunannya, Kami jadikan) dari nuthfah, kemudian (setelah bercampur dengan indung telur, ia menjadi) 'alaqah, kemudian (menjadi) mudhghah yang sempurna kejadiannya (sehingga kelak terlahir sebagai manusia sempurna) dan yang tidak sempurna kejadiannya supaya Kami menjelaskan kepada kamu (kekuasaan Kami mencipta dari yang tiada menjadi ada dan dari yang mati menjadi hidup) dan kami tetapkan dalam rahim apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarakan kamu sebagai bayi." (Al-Hajj: 5)

Daging (mudhghah) itu terdiri dari bagian yang tercipta dan tergambar secara sempurna sehingga akan memudahkannya untuk dikenali bahwa ia manusia. Juga terbentuk dari lempengan daging merah yang tidak tercipta sempurna dan tidak memiilki organ, yaitu plasenta. Keduanya satu sama lain saling berkaitan dan membentuk satu kesatuan yang taak terpisahkan dalam rahim. Jika tidak, maka janin akan mati dan kehamilan akan usai.

Jadi, mungkinkah fase ini digambarkan dengan kalimat yang lebih menajubkan dari ungkapan ayat Alquran berikut : Kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna?. Ia adalah segumpal daging yang sempurna dan tidak di saat yang sama. Kemukjizatan allah tampak jelas dalam ayat ini.

Fase mudgah ini berkahir dengan peniupan ruh yang tejadi pada hari ke-120, atau bisa sebelum atau sesudahnya, sebagaimana yang dicatat dalam hadis Nabi, "kemudian menjadi mudhghah seperti itu, lalu Allah mengutus malaikat kepadanya dan meniupkan ruh kedalamnya."
Fase Kelima : Pembentukan Tulang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun