Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sebut Kompasiana, Efeknya Istimewa

31 Oktober 2018   11:27 Diperbarui: 1 November 2018   02:50 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
COO Nurulloh yang humoris saat peluncuran Logo K, bersama mantan COO K Isjet, dan Moderator Cindy

Namanya juga publik, ada yang awam dalam dunia kepenulisan maupun blogging. Ada pula yang mengenal dengan baik, mengapresiasi, dan menyukai bacaan di Kompasiana, namun ada juga yang sedikit meremehkan meskipun rajin membaca artikel-artikelnya. Itu bila bicara tentang tingkat popularitas Kompasiana.

Satu hal yang membuat saya agak terkesan, tidak semua profesional dan kaum terpelajar berani menulis di Kompasiana. Mereka kadang-kadang membaca Kompasiana, atau membagi artikel menarik di akun pribadi media sosial mereka dan mereka adalah teman-teman yang saya kenal pastinya mampu menulis. 

Mereka mengungkapkan apresiasi atas kegiatan saya di Kompasiana, atau bersama Kompasiana. Mereka ingin menulis juga, namun saat saya semangati agar setidaknya mencoba menulis di Kompasiana, beberapa mengatakan, "Belum berani. Tidak berani. Nggak pede, Nggak tahu apa yang akan saya tulis."

Dalam kegiatan keseharian, saya bertemu orang-orang yang awam dalam kepenulisan. Itu karena latar belakang mereka yang fokus pada kebutuhan hidup serta pendidikan yang beragam. 

Saat saya memotret, atau bertanya ini itu, saya sampaikan alasan mengapa saya lakukan itu -- yang adalah untuk menjadikannya ide menulis di Kompasiana. 

Mereka berubah lebih antusias dalam merespon interaksi kami. Ada yang lalu menjadi lebih terbuka, ada yang lalu memberi "jalan dan fasilitas", ada yang bertanya bagaimana cara bisa menulis, juga khususnya menulis di Kompasiana.


Punya naluri penjual obat di pasar, tentu saya bersemangat menceritakan keasikan dan manfaat yang saya dapatkan dengan setia menulis di Kompasiana.

 Ada yang kemudian saya ketahui membuat akun di Kompasiana, walaupun saya lihat sampai kini belum ada tulisannya. 

Dalam hal ini saya bahkan mengatakan akan membantunya melihat tulisannya sebelum diunggah di Kompasiana, meskipun saya lebih menekankan pentingnya menulis dengan percaya diri, terlebih bagi teman yang saya kenali hasil tulisannya.

Beberapa artikel saya menceritakan tentang orang-orang yang saya temui tanpa rencana, lalu tidak keberatan bila perbincangan kami dijadikan tulisan di Kompasiana. Berikut ini beberapa contohnya.

Bunga-bunga Anggrek dan Generasi Z -- Aspirasi dan Kemandirian 
Beli yang Perlu, Manfaatkan yang Dibeli 
Namaku Sadermono 

Proses Kreatif K-er Sellyn Menulis Cerpen (Indria Salim, 2015)

Kompasiana bagi saya banyak memberikan ruang pengembangan diri, ruang silaturahmi, ruang etalase diri dari segi jasa kepenulisan, dan ruang berprestasi. Belum lagi fleksibilitas dan keragaman topik yang tersedia di Kompasiana, membuat siapa pun yang ingin mengeksplorasi kemampuan diri, menyalurkan aspirasi, atau mengisi waktu luang, juga menumpukan kebutuhan lain-lain dengan positif melalui kegiatan menulis -- semua dimungkinkan dengan cukup mudah. 

Ini terlepas dari soal teknis yang kadang memerlukan kegigihan penulisnya, misalnya soal tidak bisa log in. Namun begitu secara keseluruhan, Kompasiana menawarkan banyak hal buat siapa saja tanpa kecuali. Bahkan dua keponakan saya yang saat itu masih pra-remaja, sempat mendapatkan manfaatnya menulis di Kompasiana.

Mereka ini terjun menulis langsung di Kompasiana dengan tulisan mereka sendiri, dan saya membantu mengunggahnya saja dengan email dan akun yang saya bantu pembuatannya.

Berikut ini adalah tulisan mereka. Mereka belajar menjadi lebih percaya diri dengan tetap mengekspresikan ciri otentik kekanakan mereka. Dalam hal ini, ada banyak hal yang tidak bisa diukur dengan materi. Sayangnya mereka semakin banyak kegiatan sekolah, jadi sementara waktu mereka cuti menulis dari Kompasiana.

Sunyi (Selda Nathania) 
Aku dan Generasiku (Selda Nathania)
Pengalaman Seru Ikut Kompasianival (Selda Nathania) 
Kompasianival Keren Maksimal (Sellyn Nayotama) 
Hari Menyenangkan di Kompasianival 2015 (Sellyn Nayotama) 
Menjawab Tantangan Gen Z (Sellyn Nayotama) 
Menunda Pekerjaan, Yah Nggak Asyik

Menulis sejak tahun 2012 di Kompasiana, ada banyak pengalaman berharga, persahabatan bermakna, dan pemenuhan kebutuhan mental (juga secara tidak langsung, dan walau tidak sepenuhnya signifikan) "bonus" material yang layak diapresiasi dari Kompasiana. 

Saya yakin, Kompasiana tidak akan seperti saat ini bila tanpa kolaborasi, ketekunan, dedikasi dan integritas pengelola sebagai satu entitas, setiap individu Admin yang tidak bosan menampung keluhan penulisnya, pun penulis yang tidak begitu saja menyerah dengan sandungan teknis memposting atau mengakses Kompasiana. Oh ada yang lain -- mitra kerjasama dan iklan. :-)

Kompasiana terus berkembang, terus bertransformasi, seiring dengan datang dan perginya penulis Kompasiana. Baik individu pengelola maupun penulis Kompasiana, ada yang datang, ada yang pergi, pun ada yang (sebagian besar) tetap tinggal bersama dalam rumah ramah tamah yang kadang megah ini.

Terima kasih, Kompasiana. Selamat Ulang Tahun ke-10. Semoga peran dan kontribusimu membangun masyarakat peduli kebaikan universal, yang juga lintas generasi, semakin nyata terasakan oleh lebih banyak warga negara cinta literasi, melek teknologi digital, dan wawasan berguna. | Indria Salim |

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun