Sosok Satoe
*Sepasang mata menatap tajam, tangannya memberi tekanan keteguhan hatinya*
Siapa yang menzalimi, siapa yang dizalimi? Siapa yang menebar benci, dan mengapa menudingku otoriter? Ini berbilang waktu, bertalu-talu meracau membuat lelah. Aku bukan PKI, pun ayah dan ibuku, juga kakek buyutku.Â
Siapa yang anti ulama dan pemimpin agama? Siapa yang korupsi? Siapa pula yang menghamba pada asing, aseng? Bangsa ini hidup berkeyakinan dalam kekhusyukan hikmat dan hormat pada Sang Maha Pencipta. Kaum kafir mereka sematkan pada liyan, asal-asalan saja. Kulihat bangsa yang besar, mampu berjaya bila berpikir besar dan benar.
Sosok Doea
*Tangan mengepal terangkat di udara. Mengangkasa. Menggelegar suaranya mengaum gagahnya singa*
Saya punya laskar sedunia. Saya patriot bangsa. Saya melihat ada kapal besar namun bocor, dan itu mengancam laju majunya negara yang suram. Negara tanpa saya akan karam dan hilang dari semesta.Â
Jangan tebar benci, kecuali itu versi kami untuk menghentikan lawan yang bodoh, tidak becus, namun percaya diri memimpin negeri. Aku penuh belas kasih, maka aku mudah memercayai sahabat, termasuk kepada sosok terhormat nan memesona dan cantik. Kebohongan padaku, itu karena kemuliaan hatiku. Rasa kemanusiaanku, itu kelemahanku. Seorang singa yang hebat, bisa takluk dengan betina bila itu bisikan sesat siluman, bukan?