Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

3 Hal yang Perlu Diajarkan pada Anak dengan Cara Sederhana

23 Mei 2022   20:58 Diperbarui: 23 Mei 2022   21:31 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang Tua Yang Tengah Mendampingi Anak | Sumber Situs HerStory

Bagi kita yang kini telah menjadi orang tua atau kelak akan menjadi orang tua pasti berharap memiliki putra-putri yang memiliki perilaku yang baik serta dapat diandalkan. Anak dengan perilaku baik kadang dikaitkan dengan cara pola asuh orang tua. 

"Lihat tuh, anak sekecil itu suka merusak barang milik orang lain. Pasti orang tuanya gak pernah mendidik dengan benar"

"Ini anak nakal banget. Pasti gak pernah diajarin orang tuanya cara sopan santun"

Penilaian seperti ini kerap terjadi di lingkungan kita. Biasanya orang tua beralasan bahwa mereka sibuk bekerja sehingga tidak sempat mendidik langsung, menyalahkan ART karena tidak mengajarkan hal baik pada anak, hingga mengganggap perkembangan teknologi ikut mempengaruhi sikap anak. 

Saya teringat dengan ungkapan adalah guru pertama anak adalah orang tua dan lingkungan sekolah perdana bagi si anak adalah keluarga. Ini menandakan bahwa segala sikap anak mayoritas dikarenakan anak meniru perilaku orang tua atau tidak diajarkan secara khusus mana tindakan baik dan buruk dari orang tua. 

Sebelum hal itu terjadi, saya merasa ada 3 hal yang patut orang tua ajarkan pada anak dengan cara sederhana. Apa saja itu? 

1. Latih Kejujuran Anak Sedari Dini

Kita pasti setuju jika kejujuran adalah sifat penting yang harus dimiliki setiap orang. Dengan sifat jujur, kita akan mendapatkan kepercayaan orang lain sebaliknya mereka yang tidak jujur akan susah mendapatkan kepercayaan meski perkara kecil sekalipun. 

Saya sempat menonton suatu acara dimana menampilkan cara didik orang tua pada anak dalam hal kejujuran. Si ibu berinisiatif menciptakan kantin kejujuran di rumah. 

Kantin Kejujuran Yang Diterapkan Di Rumah | Sumber Tribun-Bali.com
Kantin Kejujuran Yang Diterapkan Di Rumah | Sumber Tribun-Bali.com

Ternyata si ibu memiliki tujuan penting mengapa dirinya harus membuat kantin dalam rumah. Selain memastikan si anak mengkonsumsi makanan sehat dan tidak jajan sembarangan, si ibu ingin melatih anak tentang kejujuran dalam perkara kecil. 

Disini si ibu memberikan anak uang saku yang dapat digunakan untuk membeli cemilan yang disiapkan oleh orang tuanya. 

Tentu setiap cemilan sudah diberikan harga masing-masing sehingga anak bisa menentukan cemilan mana yang ingin dikonsumsi sesuai dengan uang yang dimiliki. 

Uniknya kantin ini tidak memiliki penjaga. Si ibu sengaja tidak berperan sebagai pemilik warung karena inilah tujuan yang diinginkan oleh si ibu yaitu anak dituntut jujur. 

Si ibu hanya menyediakan kotak dan catatan belanja. Si anak akan memasukan uang dan mengambil kembalian di kotak jika ingin membeli cemilan serta menuliskan di buku catatan cemilan apa yang diambil. 

Disini ibu hanya menjadi pengamat seberapa besar tingkat kejujuran anak. Sebenarnya si ibu sudah tahu jumlah cemilan yang disediakan, jumlah uang dalam kotak serta barang apa saja yang diambil anak. 

Ketika si anak ternyata tertangkap tidak jujur, disinilah peran orang tua memberikan edukasi pada anak. Si ibu akan menjelaskan bahwa kecurangan sekecil apapun akan merugikan diri kita. 

Anak bisa jadi akan merasa bersalah dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Jika si anak sudah terbiasa jujur dalam perkara kecil maka ini akan menjadi hal baik bagi si anak dikemudian hari. 

2. Pentingnya Manajemen Keuangan

Pada jaman sekarang banyak ada banyak orang yang tidak bijak dalam mengatur keuangan. Ada yang pengeluaran lebih besar dibandingkan pemasukan, terlalu konsumtif atau tidak terbiasa menabung. 

Menghindari hal ini, orang tua perlu mengajarkan bagaimana manajemen keuangan sederhana kepada anak. 

Anak Membeli Handphone Dari Hasil Tabungan | Sumber Liputan6.com
Anak Membeli Handphone Dari Hasil Tabungan | Sumber Liputan6.com

Teman kerja saya menerapkan cara yang cukup unik. Dirinya tidak serta merta menuruti keinginan si anak jika ingin memiliki sesuatu. Teman saya ini menerapkan cara khusus yaitu si anak wajib menabung. 

Anak harus mengumpulkan uang 25-50 persen dari nilai barang yang ingin dibeli. Jika terkumpul maka kekurangannya baru orang tua yang akan menutupi. 

Tujuan sederhana yaitu agar anak terbiasa menabung. Mau tidak mau mereka akan menyisihkan sebagian dari uang saku untuk dikumpulkan sesuai syarat yang diberikan orang tua. 

Teman saya juga ingin mengajarkan bahwa untuk mendapatkan sesuatu butuh kerja keras. Ketika si anak bisa membeli barang dengan uang tabungannya biasanya mereka akan lebih menghargai dan menjaga barang tersebut. 

Ini karena barang itu dibeli dari usaha kerasnya dalam menabung. Pola berpikir ini akan selangkah lebih maju dibandingkan anak lain seusianya yang terlalu mudah mendapatkan sesuatu. 

Anak yang sudah terbiasa mengatur keuangan kelak tidak akan kesulitan dalam finansial. Mereka akan tumbuh menjadi sosok yang memiliki skala prioritas dalam hidup. Si anak juga sudah terbiasa untuk hidup berhemat. 

3. Pemahaman Tentang Rasa Tanggung Jawab

Rasa tanggung jawab juga penting ditanamkan pada anak. Ini karena kelak mereka akan memikul sebuah tanggung jawab baik dalam pekerjaan ataupun keluarga. 

Kakak saya menerapkan sistem pembagian tugas pada 3 anak gadisnya yang paling besar. Anak pertama diberikan tanggung jawab untuk membersihkan rumah, anak kedua membantu dalam menyiapkan masakan, anak ketiga membantu menjaga adik-adiknya yang masih kecil. 

Pembagian Tugas Pada Anggota Keluarga | Sumber Kabarsiger.com
Pembagian Tugas Pada Anggota Keluarga | Sumber Kabarsiger.com

Kini keponakan saya sedikit demi sedikit paham akan tanggung jawabnya. Tanpa disuruh pun mereka akan melakukan hal yang dipercayakan orang tua pada dirinya. 

Saya merasa orang tua jangan terlalu memanjakan si anak. Sebaiknya anak ketika sudah beranjak remaja perlu diberikan tugas khusus seperti setiap hari minggu mencuci bajunya sendiri, membantu membersihkan rumah, membersihkan kamar setiap pagi, mencuci peralatan makannya sendiri dan sebagainya. 

Ketika si anak sudah terbiasa dan berusaha bertanggung jawab terhadap kerjaan yang diberikan. Niscaya kelak dirinya bisa juga akan bertanggung jawab dalam perkara besar seperti dalam dunia profesional. 

***

Rasa kejujuran, tanggung jawab dan manajemen keuangan kadang masih dianggap sepele bagi orang tua. Padahal 3 karakter ini sangat dibutuhkan bagi anak agar mereka menjadi sosok yang mandiri dan bisa diandalkan kelak. 

Ada banyak cara sederhana yang bisa orang tua tanamkan pada anak. Di atas hanyalah gambaran kecil yang bisa jadi referensi bagi orang tua. 

Jangan sampai lemahnya penanaman 3 hal di atas membuat si anak susah bergaul di masyarakat, menjadi tergantung secara finansial pada orang tua serta kurang bisa jadi panutan bagi orang sekitar. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun