Hingga pembicaraan kami tiba pada soal nama. Kuceritakan kembali kisah mendiang bapak. Ia pun bercerita tentang asal-usul namanya. Dan kisahnya, tak kalah unik.Â
"Bapak penggemar Suzana. Namun ibuku tak mau menggunakan nama barat. Maka diambil salah satu karakter perannya, dan itu berhasil."Â
Suasana cafe sudah sangat sepi. Pelayan menutup pesanan. Bangku dan meja dirapihkan. Namun kami seakan tak mau beranjak. Momen pertemuan ini, begitu berharga. Terlebih Suzy begitu terbuka, ia ingin menjalin hubungan serius denganku.Â
"Mas mohon maaf, kami sudah mau tutup." Pelayan sudah habis kesabaran. Mungkin bosan juga mendeham. Batuk-batuk kecil yang sedari tadi kami abaikan.Â
Dan angin malam, menuntun langkah kami untuk pulang. Sebuah janji untuk esok, sudah dibuat. Entah masa depan, atau persinggahan. Suzy membuatku tersenyum semalaman.Â
Sebelum kuletakkan gawai menjauh dari tempat tidur. Tiba-tiba, sebuah pesan dari Suzy membuatku terperanjat. Malam ini akan panjang. Dan mimpi indah, akan tertunda.
"Mas Taemin, maukah menempatkan namamu di belakang namaku?"Â
"Maksudnya?" jemariku keram saat akan menekan tombol kirim.Â
**
Cerita ini hanya fiktif belaka, kesamaan nama, tokoh dan tempat hanyalah kebetulan semata.
Indra Rahadian