Mohon tunggu...
Indira Abidin
Indira Abidin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Ada yang Benci Luar Biasa? Alhamdulillah, Bagus Itu

14 Maret 2017   14:35 Diperbarui: 14 Maret 2017   14:42 5513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang perempuan muda bercerita pada gurunya dengan penuh kesedihan,

“Guru, ada seorang saudaraku, yang sesungguhnya sangat kusayangi, tapi sangat membenciku. Apapun yang aku lakukan dengan niat baik untuknya selalu diartikan buruk olehnya. Ia sangat mencurigaiku, dan menganggapku mendzaliminya dan merugikannya. Padahal aku tak pernah merugikannya. Apapun yang kulakukan selalu baik untuknya. Aku sangat sedih, Guru.”

Gurunya tersenyum. Perempuan itupun melanjutkan,

“Lalu ada pula orang di tempat kerjaku yang juga sangat membenciku. Setiap kali aku memberikan masukan ia selalu menghardikku dan mencelaku di depan orang banyak. Ia menghambat apapun yang aku lakukan sehingga aku tak tahu lagi harus bagaimana. Aku menjadi sangat tidak betah bekerja di sana, Guru.”

Perempuan itupun menangis. “Aku harus bagaimana, Guru?” tanyanya sambil tersedu.

Gurunya tersenyum dan berkata. “Alhamdulilah, bagus sekali itu,” katanya.

“Lho? Kok alhamdulilah? Kok bagus?” tanya perempuan itu terkejut. Ia merasa kecewa gurunya tak memahami kesedihan hatinya.

“Berterima kasihlah, bahwa sekarang Allah kirim beberapa orang agar kau dapat berkaca.
Bersyukurlah bahwa sekarang kau diberi waktu untuk introspeksi.
Berpikirlah, apa kira-kira yang dulu memunculkan rasa benci kepadamu?
Berkacalah dan lihat akhlakmu, cara bicaramu, cara kau membawa diri.
Kira-kira apa yang bisa kau lakukan lebih baik lagi?
Alhamdulillah, bagus sekali kalau ada yang membencimu luar biasa.
Bagaimana kau bisa mensyukurinya sekarang?” tanya Si Guru.

Perempuan muda itu terkesima. Bukannya kasihan, menghibur, malah menyuruh bersyukur. Mana bisa?

“Bersyukurlah karena Allah kirim orang-orang yang berdedikasi penuh untuk menambah pahalamu.
Allah sayang padamu dan menginginkan surga untukmu.
Bersyukurlah karena setiap kali mereka berkata buruk padamu, dosamu mereka ambil.
Bersyukurlah karena pada saat dosamu habis, pahala mereka pun menjadi milikmu.
Bersyukurlan karena setiap orang yang mendengar ucapan buruk mereka dan ikut membicarakanmu dengan buruk akan ikut mengambil dosamu dan memberikanmu pahala mereka.
Bersyukurlah karena semua itu membuat bekalmu menuju surga bertambah tanpa kau harus berbuat apa-apa.
NikmatNya yang mana lagi yang hendak kau dustakan?” seru Sang Guru dengan suaranya yang dalam dan pelan.

Si perempuan muda mengangguk-anggukkan kepala. “Susah, ya dicernanya,” batinnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun