Mohon tunggu...
Debu Semesta
Debu Semesta Mohon Tunggu... Penulis - We are dust of universe, aren't we?

Mencari radar. Find me on instagram @debusemesta__

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Termenung

8 Maret 2021   14:06 Diperbarui: 8 Maret 2021   14:37 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

TERMENUNG

 

Aku terpekur dalam ruang

Kelam kabut tak tahu pandang

dengan memandang arloji yang kiranya lambat berjalan

Aku masih bungkam

Anganku butir-butir padi yang hampa

yang Ingin berbenah di atas rawa-rawa

Aku hanya kulit baru di pangkal kuku

yang bersimbiosis sebagai benalu

Tersedu-sedu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun