Unisa yogyakartaNegara Pancasila Sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah ( Prof. Dr. Mufdillah S.pd,S.Sit.M.SC.)
Cita Cita Muhammadiyah
Mewujudkan negara Indonesia sebagai "Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafuur" yaitu suatu negeri yang baik dan berada dalam ampunan Allah SWT.
Definisi
Darul Ahdi Wa Syahadah adalah prinsip Muhammadiyah tentang Indonesia sebagai negara hasil kesepakatan (ahdi) seluruh elemen bangsa, sekaligus tempat persaksian (syahadah) bagi umat islam untuk memberi kontribusi terbaik.
DARUL = rumah/ negara.
AHDI = perjanjian/ kesepakatan.
Latar Belakang
Jawaban atas tantangan disintegrasi,radikalismedan pragmatisme politik.
Perlu ada landasan teologis ideologis bagi umat islam,khususnya Muhammadiyah dalam bernegara.
Indonesia terdiri atas dasar kesepakatan ( Consensus nasional): pancasila, uud 1945,NKRI, Bhinneka Tunggal Ika.
Menegaskan bahwa Indonesia bukan darulharb atau darul kufr tetapi rumah bersama untuk hidup, bekerja dan beribadah.
Tujuan Utama
1. Meneguhkan komitmen kebangsaan, menjaga Indonesia sebagai Amanah Allah.
2. Membuktikanperan umat Islam, berkontribusi nyata dalam Pembangunan bangsa.
3. Menguatkan niali keislaman dan kebangsaan, islam rahmatan lil'alamin dalam konteks NKRI.
4. Mencegah perpecahan bangsa, memperkokoh persatuan dalam keberagaman.
Prinsip Prinsip Darul Ahdi Wa Syahadah
Menghormati kesepakatan nasional.
Menjadi warga negara yangbertanggung jawab.
Kesaksian iman dan amal shalih.
Membangun peradaban ulama.
Harapan dan Implementasi
Umat islam mampu memberikan teladan terbaik dalam berbangsa dan bernegara.
Indonesia tetap tegak sebagai negara yang dalam, adil dan makmur.
Terwujud masyarakat ulama (khaira ummah) yang menebar rahmat dan manfaat bagi sesama.
Warga Muhammadiyah dan Umat Islam : menjadi saksi dengan amal nyata dibidang pendidikan,kesehatan,sosial,politik dan ekonomi.
Negara Indonesia : menjadi rumah yang damai,adil dan makmur.
Generasi Muda : melanjutkan perjuangan dengan semangat islam berkemajuan.
Negara Panasila sesuai dengan Islam karena mengandung nilai Ketuhanan, Kemanusiaan,Persatuan,Musyawarah,dan Keadilan yang sejalan dengan prinsip rahmatan lil'alamin.
Darul Ahdi Wa Syahadah, bahwa pancasila merupakan hasil konsensus nasionaldan tempat pembuktian atau kesaksian untuk menjadi negeri yang aman dan damai menuju kehidupan yang maju,adil, makmur,bermartabat,dan berdaulat dalam naungan ridla Allah SWT.
Kedudukan Negara Pancasila
1. Muhammadiyah memandang NKRI sebagai Negara Pancasila yang lahir 17 Agustus 1945,berlandaskan falsafah luhur dan sejalan dengan ajaran islam.
2. Esensi Pancasila selaras dengan Islam; mengesakan Allah, menjunjung kemanusiaan, menjaga persatuan,bermusyawarah dengan bijak,serta menegakkan keadilan sosial bagi semua.
3. Negara Pancasila yang berjiwa,berpikir,dan bercita cita luhur sebagaimana Pembukaan UUD 1945, dapat diwujudkan sebagai Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur.
Peran Strategis Mahasiswa dalam Upaya Bela Negara di Era Post-Truth( Kompol Leo  Nisya Sagita,S.I.K.Kasubditbintibsos Ditbinmas Polda DIY)
Menjawab tantangan disinformasi dan memperkuat ketahanan bangsa melalui generasi penerus yang cerdas dan berintegritas.
Strategi Mahasiswa dalam Bela Negara di Era Post-Truth
1. Literasi Digital.
2. Saring sebelum sharing, tanggapi positif tentang Indonesia.
3. Verifikasi sumber Informasi.
4. Gunakan platform fact-checking.
5. Edukasi media sosial yang bertanggung jawab.
6. Pendidikan Kewarganegaraan.
7.Patriotisme yang kokoh.
8. Diskusi nilai-nilai Pancasila
9. Workshop bela negara.
10. Seminar kebangsaan
Mahasiswa: Agen Perubahan dan Penjaga Nilai Bangsa:
1. Agen Perubahan.
2. Penggerak perubahan positif dalam masyarakat dan pembangunan bangsa.
3. Cadangan kekuatan bangsa untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.
4. Kekuatan MoralPenjaga nilai-nilai luhur Pancasila dan integritas bangsa.
5. Kontrol Sosial.
6. Pengawas jalannya pemerintahan dan pembangunan demokratis.
7. Bela negara bukan hanya soal militer, tetapi sikap aktif: belajar dengan rajin, taat hukum, melestarikan budaya, dan menolak segala bentuk radikalisme yang mengancam persatuan.
Era Post-Truth: Ancaman Baru Bela Negara
Informasi hoaks dan disinformasi menyebar dengan cepat di era digital, memicu perpecahan sosial dan menurunkan semangat nasionalisme di kalangan masyarakat Indonesia.
39%Mahasiswa Terpapar, Mahasiswa terpapar paham radikal menurut penelitian Lemhannas RI 2024
Tantangan utama: bagaimana mahasiswa menyaring informasi dan menjaga integritas bangsa di tengah arus informasi yang tidak jelas kebenarannya.
Kesimpulan: Mahasiswa Kunci Ketahanan Bangsa di Era Post-Tru
Bela negara adalah kewajiban setiap warga negara, terutama mahasiswa sebagai generasi penerus dan agen perubahan yang memiliki tanggung jawab besar. Dengan kesadaran tinggi dan peran aktif, mahasiswa dapat melawan disinformasi, menjaga persatuan, dan menguatkan kedaulatan bangsa tengah tantangan era digital.
Mari jadikan bela negara sebagai gerakan nyata di era digital demi masa depan Indonesia yang kokoh dan berdaulat.
Sistem Pendidikan Tinggi Indonesia (Amika Wardana, S.Sos.,MA.Ph,D)
Pendidikan Tinggi
*Pendidikan tinggi berawal dari tradisi kuno: Akademi Plato, Nalanda, Madrasah Islam.
*Universitas abad pertengahan (Bologna, Paris, Oxford): pusat teologi, hukum, filsafat.
*Fungsi awal: menjaga kebenaran, mendidik profesionalitas (hukum,medis,birokrasi).
Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah
*Muhammadiyah mendirikan perguruan tinggi pertama pada tahun 1955 (Universitas Muhammadiyah Jakarta), sebagai kelanjutan komitmen pendidikan sejak berdiri tahun 1912.
*Jaringan Luas: terdapat lebih dari 163 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan 'Aisyiyah (PTMA) menjadikannya jaringan PTS lerbesar di Indonesia.
Karakteristik Utama
*Mengintegrasikan Islam Berkemajuan dengan ilmu pengetahuan.
*Menjunjung kemandirian filantropi, dan inovasi sosial.
*Orientasi Masa Depan Menjadi kampus berdampak unggul dalam mutu akademik riset, digitalisasi, serta melahirkan lulusan profesional berkarakter Islami dan berkomitmen pada kemanusiaan.
Perguruan Tinggi Modern
*Renaisans & Pencerahan: humanisme, rasionalitas, sains.
*Model Humboldt (abad ke-19): kesatuan riset & pengajaran, kebebasan akademik.
*Perguruan tinggi jadi instrumen negara-bangsa & modernisasi.
*Demokratisasi akses: pendidikan jadi hak warga negara.
*Marketisasi: pendidikan sebagai investasi modal manusia.
*21st Century Skills: berpikir kritis, kolaborasi, literasi digital.
*Peran baru: riset global civic engagement, solusi isu-isu kemanusiaan.
Menjadi Mahasiswa
*Menguasai Ilmu dan Keterampilan - Mendalam bidang studi yang dipilih sekaligus mengasah keterampilan berpikir komunikasi, dan teknologi.
*Mengembangkan Diri - Membentuk karakter, kemandirian, dan kedewasaan dalam menghadapi tantangan hidup.
*Berpikir Kritis dan Kreatif - Belajar menganalisis masalah, menemukan solusi, serta berinovasi.
*Mempersiapkan Karier dan Masa Depan - Menjaai bekal untuk dunia kerja profesi, maupun pengabdian masyarakat.
*Memberi Kontribusi pada Masyarakat - Menggunakan ilmu dan kapasitas diri untuk kemajuan bangsa dan kemanusiaan.
Akademik
1. Kuliah.
2. Praktikum.
3. Praklek Lapangan.
4. Tugas Individu.
5. Tugas Kelompok.
6. Pengembangan Diri.
7. UKM (Seni Olahraga Minat/Bakat)
8. Bahasa Asing.
Non-Akademik
1. Rumah/Kost.
2. Makan-Minum kenyang + sehat.
3. Transportasi.
4. Pulsa-data.
5. Keluarga-Kerabat - Teman.
6. Mudik.
7. Nongkrong.
Mengembangkan Diri
1. Ragam organisasi: BEM, UKM, himpunan profesi (ISMKI, HIMMI), organisasi berbasis minat-bakat (olahraga, seni, riset).
2. Peran kegiatan: membangun kepemimpinan, jaringan, dar soft skills.
3. Penalaran & penelitian: Â PKM, lomba ilmiah, konferensi mahasiswa kesehatan.
4. Peluang lain: Beasiswa, magang, part-time.
resume 2
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI