Mohon tunggu...
Indah Maharani
Indah Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

La leçon particulière

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gurat

1 April 2023   20:38 Diperbarui: 1 April 2023   21:10 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Baswara menadahkan lengannya diantara tetesan hujan, sementara puspa duduk dibelakangnya.

Baswara: Mengapa kau tidak suka hujan? (menatap Puspa)

Puspa: Tidak apa-apa (menghampiri Baswara). Tetapi lihatlah, di setiap tetesan hujan selalu terdapat duka. Selalu ada yang bernyanyi dan berelegi di balik awan hitamnya. Aku tidak suka.

Baswara: Sampai kapan? Sampai kapan kau tidak menyukainya?

Puspa: Sampai nanti, ketika hujan tak lagi meneteskan duka. Meretas luka. Dan sampai hujan memulihkan segslanya.

Baswara: Hmm.. aku hargai pendapatmu. Tetapi menurutku, hujan adalah sesuatu yang ajaib. Tangisan seseorang saja tidak akan terlihat di balik hujan. Tanpa hujan, tanah yang rekah tidak akan menjadi padat kembali.

EXT. DEPAN RUMAH PUSPA -- SORE

Puspa: Terimakasih, Bas.

Baswara: Sama-sama. Eum.. Jadi, apa kita bisa berteman? (mengulurkan tangan)

Puspa lagi-lagi menatap Baswara dan tangannya. Puspa berpaling, namun kemudian kembali ke hadapan Bas dan menjabat tangannya dengan senyuman lebar.

Baswara: Eh eh eh..

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun