Mohon tunggu...
Indah Dwinta
Indah Dwinta Mohon Tunggu... Penulis - Berbagi Kehidupan

Sunyi Kuntum Berbaju Malam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Garis Teguh Bapak

24 Januari 2021   23:19 Diperbarui: 24 Januari 2021   23:25 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. Geulgram | Ahmed Almasi 

Bapak di pekarangan,
mengadu nasib dengan kemarau,
tapi tak pernah bersinggungan dengan matahari, yang patuh pada rotasi.

Bapak merawat sumur,
untuk mandi, untuk minum
namun tak pernah terlihat
darah yang mengalir, mencari mata air.

Tak selama waktu, Bapak sembunyi,
di tebing cadas bunga-bunga perak telah bermekaran.
Bapak pun bergidik menghadapi usia.

Senja hari saat aku lupa detak jam,
Bapak membawaku mengunjungi Ibu. Bukan sekadar berdoa dan menabur kembang, tapi menegur tentang kepastian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun