Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Garis Teguh Bapak

24 Januari 2021   23:19 Diperbarui: 24 Januari 2021   23:25 154 19
Bapak di pekarangan,
mengadu nasib dengan kemarau,
tapi tak pernah bersinggungan dengan matahari, yang patuh pada rotasi.

Bapak merawat sumur,
untuk mandi, untuk minum
namun tak pernah terlihat
darah yang mengalir, mencari mata air.

Tak selama waktu, Bapak sembunyi,
di tebing cadas bunga-bunga perak telah bermekaran.
Bapak pun bergidik menghadapi usia.

Senja hari saat aku lupa detak jam,
Bapak membawaku mengunjungi Ibu. Bukan sekadar berdoa dan menabur kembang, tapi menegur tentang kepastian.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun