Pada sebuah Rumit yang melilit
Pada sebuah Ricuh yang mengacuh
Kau berikanku sebuah kado yang melilit
Hingga leherku sesak oleh rasa yang bergaduh
Bagaimana tidak?
Pagi tadi kau berikanku sebuah ucap yang berontak
Membuat dada ini ditikam gundah yang melamat
Padahal yang kuinginkan adalah kata selamat
Untuk menyapa pagi hariku yang melambat
Wahai, aku tak tau sedang terjadi apa pada kepalaku
Ribuan spekulasi muncul untuk membenciku
Mengucap sumpah serapah untukku
Yang sedang berkemelut dengan cemas dan rindu
Abstrak
Sungguh abstrak pikiran bergelanyut dalam lembayung angan
Sedang teramat nyata, dalam mata dan ingatan
Mungkin benar petuah itu,
 Rasa adalah ciptaan daksa yang dapat dipaksa
Tapi tak mudah untuk memaksanya
Sebab kita punya hati
yang tak dapat dimengerti
Semua perangai dan pekerti