Puisi kelima dari sembilan rincian judul puisi tentang Meletakkan, khususnya tentang Meletakkan Rasa Gelisah. Semoga bermanfaat.
Bukankah kita butuh ketenangan? Mengapa tak tenang-tenang juga?
Tak perlu marah,Tak perlu gundah,Akan tiba saatnya nanti, asal kita tabah
Hati ini gundah terombang-ambing, antara kerinduan dan ragu akan masa depan
Kepada pemilik hati yang entah ke mana, liburkan sakit liburkan resah walau gundah menjelang
Di pagi cerah, mentari bersinar terang, Namun hatiku gundah, sedih dan terluka.
Puisi ini menceritakan tentang seseorang yang selalu berusaha mengutamakan kebahagiaan orang lain, tanpa memikirkan keadaannya sendiri.
kutepikan gundah hati di tepi senja mengurai beningnya titik-titik rasa
Aku menunggu mereka yang merasa lelah Dengan angan-angannya Yang tunduk pada kemalasan-kemalasan
Membaca surat dari orang yang pernah kita cintai membuat hati ini selalu bergetar, dan ini terjadi pada diri Bram...
Latar belakang kisah tragedi cinta ini, terjadi tahun 70-an.
Di antara kuning daunkering, luruh ke tanahdalam hening, menemu akhir takdir penyudah
Diksi ungkapan hati merindukan seseorang yang dicintai
Janganlah diriku sampai sumarah Sebab yang kutahu Pancarona akan hadirDi hamparan sabana untuk semua panasea
GundahKarya: Suhadi SastrawijayaSepiMematri hatiPiluMembelenggu kalbuKemana harus ku mengaduDi saat kemenyerahan terus menjarahMengoyak jiwa yang lema