Mohon tunggu...
Imi Suryaputera™
Imi Suryaputera™ Mohon Tunggu... Administrasi - Jurnalis, Penulis, Blogger

Pria, orang kampung biasa, Pendidikan S-3 (Sekolah Serba Sedikit)\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jika Berduit dan Royal, Iblis pun Pasti Dipilih

18 Februari 2016   16:50 Diperbarui: 18 Februari 2016   16:54 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang dikatakan Badri itulah yang sering dan selalu Amri dengar jika berbicara tentang demokrasi.

“Nah, disitulah sebenarnya letak dari keburukan sistem demokrasi yang dianut oleh banyak Negara di dunia ini,” sela Amri.

Badri cuma diam mendengar argument Amri, Ia menyeruput kopinya yang telah tinggal setengah gelas.

“Dengan sistem demokrasi one man one vote, apakah Kamu setuju disamakan dengan seseorang yang goblok dan tak berpendidikan ?” tanya Amri tiba-tiba mengejutkan Badri yang nyaris tersedak oleh kopi yang diminumnya.

“Jelas tidak ! Seseorang mesti dibedakan dengan beberapa acuan; tingkat intelektualitas, kepentingan yang artinya seberapa ia dipentingkan oleh publik, serta tingkat kewarasan dalam berpikir,” jawab Badri sekenanya.

”Itu dia yang dimaksud dengan keburukan sistem demokrasi. Satu suara seorang Ulama atau Kyai, Pastur atau Pendeta sama dengan satu suara orang yang bejat. Satu suara orang pintar, cerdas dan terpelajar sama dengan satu suara orang pandir, tolol, goblok dan tak berpendidikan. Jadi tiap orang itu punya hak yang sama namun beda kewajiban dalam penerapan sistem demokrasi,” jelas Amri.

Badri kembali terdiam. Ia seolah mencerna penjelasan Amri yang sudah ia anggap seperti seorang pakar.

“Sistem ini diperparah oleh adanya praktik politik uang pada tiap pelaksanaan pemilihan Kepala Daerah dengan sistem demokrasi one man one vote. Secara faktual acuan Calon Kepala Daerah itu bukan dikarenakan rekam jejak yang baik, tingkat intelektualitas, dan kapabilitas untuk memimpin dan mengelola tugas dan kewajiban yang akan dibebankan kepadanya, tapi cuma faktor seberapa besar kemampuan finansialnya agar bias memenangkan pertarungan politik,” Amri berujar tak kalah dengan pakar ketatanegaraan.

“Aku paham, dan sangat paham. Intinya jika ada sosok Iblis atau Setan yang menyerupai manusia dan memiliki banyak uang, maka ia pun berhak mencalonkan diri untuk jadi Kepala Daerah. Dan tak kalah pentingnya Iblis atau Setan itu royal bagi-bagi uang ke para calon pemilihnya, dipastikan akan dipilih oleh banyak orang” kata Badri tertawa seraya mengacungkan jempol ke arah Amri yang sedang berdiri membayar 2 gelas kopi dan beberapa kue yang mereka minum dan makan selama mengobrol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun