Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Serenade #8

9 Februari 2023   10:37 Diperbarui: 9 Februari 2023   10:41 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri, Sidoarjo, Dinihari, 7 Februari 2023

Titik rintik menuai deras hujan. Sepanjang malam hingga petang kemudian. Tanda berkah perjalanan. Episode bincang ringan menara gading  penumpuk pengetahuan. Sebatas muasal tanpa alasan. Lukisan air hujan menguatkan kesaksian.

Sekira sepenggal galah matahari. Condong ke arah barat. Perjalanan menuai pangkalnya. Aroma jiwa kebersamaan. Meraih kaki langit. Mengepul di antara gugusan awan. Hangat cuaca perayaan penuh permenungan.

Aku mendengar deru mesin. Menuju tempat tujuan. Aku mendengar derap kaki. Sepanjang jalan. Aku mendengar  suara atap. Menepis curah hujan. Aku mendengar peluit bersautan. Mengatur arus buntu sisi jalan. Aku mendengar seruan ketertiban. Aku mendengar suara hati. Rakyat kebanyakan. Aku mendengar harapan dingin. Cuaca rekah semalam.

Suara itu rasanya sulit kulupakan. Seiring tenggelam suara rintih si-kecil dipeluk gendongan. Hasrat nenek ngalap berkah puncak resepsi perayaan. Seperti membuat pesan kepergian tetua Al-Khoirot satu diantara jejak purba. Sementara ada masih jauh di jejak masa. Lingkar kemudi sisi kordinat mesti bangun jembatan bersama.

Imam Muhayat, Sidoarjo, 7 Februari 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun